Sampel 2 kilogram tanah Bangkalae Kabupaten Bone dan 3 liter air dari salah satu masjid tertua, masjid Al Hilal Katangka Kabupaten Gowa dikirim ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim). Sampel tanah dan air ini akan dicampur dengan air dan tanah dari provinsi lain dalam satu kendi.
"Tanah dari kawasan Tanah Bangkalae diambil pada hari Jumat kemarin sebanyak 3 liter atau 2 kg lebih itu. Kalau airnya sebanyak 3 liter juga dari Gowa," ungkap Kadis Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Bone Andi Asman Sulaiman kepada detikSulsel, Minggu (13/3/2022).
Asman Sulaiman yang juga adik Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman ini diminta oleh kakaknya untuk membantu pengambilan tanah. Dia menuturkan tanah Bangkalae dipilih karena sejarahnya. Situs Tanah Bangkalae merupakan suatu tempat dipersatukannya tiga tanah yang secara adat didatangkan dari tiga Kerajaan Besar di Sulsel, yaitu Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin ada permintaan dari pusat, dua jenis yang diminta untuk Gubernur Sulsel yakni tanah dan air. Pilihannya Pak Gubernur air di Gowa, dan tanah di tanah Bangkalae Bone. Karena situs tanah Bangkalae merupakan pertemuan tiga kerajaan besar di Sulsel," sebutnya.
Asman menuturkan Guberur sudah bertolak ke Kaltim dengan membawa tanah dari Bumi Arung Palakka Bone dan air dari Gowa tersebut.
"Pak Gub sudah berangkat tadi sama tanah dan airnya. Kehadirannya dalam rangka menghadiri undangan Presiden RI pak Joko Widodo," jelasnya.
Sebelumnya, Kadis Kominfo Sulsel, Amson Padolo menjelaskkan ada filosofi dari sampel tanah dan air yang diambil dari dua lokasi ini. Sampel tanah dari Bangkalae, Kabupaten Bone ini karena Tanah Bangkalae merupakan suatu tempat dipersatukannya tiga tanah yang secara adat didatangkan dari tiga Kerajaan Besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa.
"Setelah dipadukan ketiga tanah tersebut serta merta berubah menjadi warna kemerah-merahan dalam bahasa Bugis disebut Tanah BangkalaE," bebernya.
Sementara air ini diambil dari salah satu masjid tertua. Air dari Sumur Mesjid Al Hilal Katangka Kab. Gowa yang dibangun pada tahun 1603 dan merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Mesjid menyimpan kisah masa lampau kerajaan Islam di Gowa, yang di dirikan pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV Sultan Alauddin atau I Manggarangi Daeng Manrabbia, pada abad XVII.
"Jadi ada filosofinya. Ini nanti digabung air-tanah dari 33 gubernur dalam Kendi Nusantara di IKN," tukasnya.
Seperti dikutip dari detikNews, seluruh gubernur diundang Presiden Jokowi untuk berkemah di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membawa air dan tanah yang nantinya akan dijadikan satu di dalam kendi. Menko Polhukam Mahfud Md mengungkap kegiatan mencampurkan air-tanah tersebut melambangkan persatuan.
"Dari Bengkulu, dari Papua Barat, dari Papua, dari Kalimantan, dari Sumatera Barat, Aceh, semua berkumpul di sana," kata Mahfud dikutip dari laman resmi Kemenko Polhukam, Minggu (13/3/2022).
Mahfud mengajak masyarakat untuk menjaga tanah air Indonesia karena terdapat keberagaman di dalamnya. Mahfud menyebut 2 kilogram tanah dan satu liter air yang akan dibawa oleh masing-masing gubernur sudah mewakili seluruh suku dan agama di masing-masing provinsi.
"Inilah tanah, air kita. Indonesia, Tanah Air. Maka kita harus jaga Tanah Air kita. Simbolik apa yang muncul dari itu? Keberagaman," kata Mahfud.
(tau/nvl)