Gubernur Sulsel Ambil Tanah Bangkalae Bone-Air Masjid Katangka Gowa untuk IKN

Gubernur Sulsel Ambil Tanah Bangkalae Bone-Air Masjid Katangka Gowa untuk IKN

Taufik Hasyim - detikSulsel
Minggu, 13 Mar 2022 13:40 WIB
Kawasan Tanah Bangkalae di Bone
Foto: Kawasan Tanah Bangkalae di Bone (Agung Pramono/detikSulsel)
Makassar -

Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengambil tanah dari situs Bangkalae, Kabupaten Bone dan air dari salah satu masjid tertua di Indoesia, masjid Al Hilal Katangka Kabupaten Gowa. Sampel tanah dan air ini akan dikirim ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim).

"Kalau tanah itu dari tanah Bangkalae di Bone, kemudian kalau airnya dari sumur Masjid Tua Katangka di Gowa," ungkap Kadis Kominfo Sulsel, Amson Padolo kepada detikSulsel, Minggu (13/3/2022).

Amson menambahkan ada filosofi dari sampel tanah dan air yang diambil dari dua lokasi ini. Sampel tanah dari Bangkalae, Kabupaten Bone ini karena Tanah Bangkalae merupakan suatu tempat dipersatukannya tiga tanah yang secara adat didatangkan dari tiga Kerajaan Besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Bone, Kerajaan Luwu, dan Kerajaan Gowa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah dipadukan ketiga tanah tersebut serta merta berubah menjadi warna kemerah-merahan dalam bahasa Bugis disebut Tanah BangkalaE," bebernya.

Sementara air ini diambil dari salah satu masjid tertua. Air dari Sumur Mesjid Al Hilal Katangka Kab. Gowa yang dibangun pada tahun 1603 dan merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia. Mesjid menyimpan kisah masa lampau kerajaan Islam di Gowa, yang di dirikan pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV Sultan Alauddin atau I Manggarangi Daeng Manrabbia, pada abad XVII.

ADVERTISEMENT

"Jadi ada filosofinya. Ini nanti digabung air-tanah dari 33 gubernur dalam Kendi Nusantara di IKN," tukasnya.

Seperti dikutip dari detikNews, seluruh gubernur diundang Presiden Jokowi untuk berkemah di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membawa air dan tanah yang nantinya akan dijadikan satu di dalam kendi. Menko Polhukam Mahfud Md mengungkap kegiatan mencampurkan air-tanah tersebut melambangkan persatuan.

"Dari Bengkulu, dari Papua Barat, dari Papua, dari Kalimantan, dari Sumatera Barat, Aceh, semua berkumpul di sana," kata Mahfud dikutip dari laman resmi Kemenko Polhukam, Minggu (13/3/2022).

Mahfud mengajak masyarakat untuk menjaga tanah air Indonesia karena terdapat keberagaman di dalamnya. Mahfud menyebut 2 kilogram tanah dan satu liter air yang akan dibawa oleh masing-masing gubernur sudah mewakili seluruh suku dan agama di masing-masing provinsi.

"Inilah tanah, air kita. Indonesia, Tanah Air. Maka kita harus jaga Tanah Air kita. Simbolik apa yang muncul dari itu? Keberagaman," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan kegiatan mencampurkan tanah dan air dari 33 provinsi itu akan menjadi hal yang menarik ke depan. Menurutnya hal itu sebagai bentuk adat untuk mempersatukan seluruh keberagaman yang ada di RI.

"Tidak usah 100 tahun lah, mungkin 30 tahun itu menjadi cerita yang sangat menarik. Bagaimana kita berupacara melalui adat kenegaraan dan keagamaan, digabung di situ, untuk masuk ke ibu kota baru," jelasnya.




(tau/nvl)

Hide Ads