Misteri tulang ikan raksasa yang ditemukan warga di bibir pantai Pulau Kalaotoa, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum terungkap. Belum ada pihak yang mengambil sampel tulang ikan raksasa untuk diteliti lebih lanjut.
"Kita tidak bangun komunikasi itu (dengan peneliti). Yang jelasnya kami di pemerintah kecamatan yah cukup mengamankan saja dulu," ucap Camat Pasilambena, Selayar Patta Bau kepada detikSulsel, Selasa (15/2/2022).
Patta mengatakan, tulang-tulang ikan raksasa masih disimpan di kantor camat Pasilambena. Tulang ikan raksasa itu diamankan untuk menghindari informasi yang simpang-siur, termasuk menghindari munculnya cerita-cerita mistis terkait tulang ikan raksasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak (tidak ada mitos sejauh ini), biasa-biasa ji (saja). Sampai saat ini saya belum dengar (mitos-mitos)," ungkap Patta.
Patta memastikan pihaknya bakal terbuka jika ada pihak yang hendak melakukan penelitian lebih lanjut. "Kalaupun mau ada survei itu kan bergantung siapa yang merespons," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, tulang-tulang ikan raksasa itu ditemukan warga di bibir pantai Pulau Kalaotoa, Dusun Kawau, Desa Garaupa, wilayah Kecamatan Pasilambena, Selayar pada Minggu (6/2) lalu.
Tulang-tulang ikan raksasa awalnya ditemukan warga bernama Hasan. Hasan saat itu menyisir pantai dekat pelabuhan di Dusun Kawau hingga melihat penampakan tulang raksasa yang menarik perhatiannya.
Patta mengungkap total ada 11 potongan tulang ikan raksasa. Salah satu yang paling besar adalah gigi ikan raksasa berukuran 1 meter lebih atau setinggi pria dewasa.
Ahli Perikanan Unhas Beri Penjelasan soal Temuan Tulang Ikan Raksasa
Ahli perikanan Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Irmawati Haris turut menanggapi temuan tulang ikan raksasa. Dia menduga tulang ikan raksasa itu merupakan jenis hiu atau mamalia paus.
"Kalau dilihat dari ukuran tulangnya dari foto yang beredar, kemungkinan hiu atau paus," kata dosen perikanan Unhas Irmawati kepada detikSulsel, Senin (14/2).
Irmawati lantas mendorong riset atau penelitian lebih lanjut untuk memastikan atau mengidentifikasi jenis ikan yang tulang dan giginya ditemukan para nelayan di perairan Pulau Kalotoa, Selayar, ini.
"Harus riset dulu. Bisa dianalisis secara molekuler menggunakan metode DNA barcoding. Ada pengambilan sampel DNA tulang," imbuhnya.
(hmw/nvl)