Pandu Sjahrir Bicara Pilihan Anak Muda Lanjut S2 Atau Beli Rumah, Ini Katanya

Pandu Sjahrir Bicara Pilihan Anak Muda Lanjut S2 Atau Beli Rumah, Ini Katanya

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Jumat, 29 Mar 2024 15:45 WIB
Ilustrasi hadiah rumah
Ilustrasi membeli rumah impian. Foto: Getty Images/iStockphoto/MonthiraYodtiwong
Jakarta -

Di usia muda dan sudah berpenghasilan terkadang kita dihadapkan pada beberapa pilihan. Misalnya ingin melanjutkan pendidikan atau menabung untuk miliki hunian sendiri agar lebih mandiri.

Dua pilihan ini sama-sama menguntungkan di masa depan, tetapi tentu masih bisa dipertimbangkan dari skala prioritas masing-masing.

Bagi kalian yang masih bingung, Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), Pandu Patria Sjahrir, memberikan sedikit pandangannya tentang dua pilihan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengaku pertama kali membeli rumah pada usia 40 tahun. Namun sebelum membelikan untuk dirinya sendiri, Pandu telah menghadiahkan sebuah rumah untuk ibunya di usia 34 tahun dengan sistem pembayaran KPR atau cicilan.

Keponakan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan ini menambahkan rumah pertama untuk ibunya yang dia beli sekitar tahun 2013 masih tergolong murah pada saat itu.

ADVERTISEMENT

"Jadi buat anak-anak muda masih ada waktu lah, yang penting Anda investasi. Kalau misalkan Anda baru lulus sekolah, bagaimana nabung untuk nanti bisa S2 karena saya sangat percaya pada education (pendidikan)," katanya, dikutip dari akun Instagramnya @pandusjahrir, Jumat (29/3/2024).

Meskipun pandangannya ini tidak bisa dipukul rata, sebab setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda. Menurutnya yang terpenting adalah memiliki tujuan dalam hidup termasuk soal keuangan.

Salah satu cara untuk mencapai keuangan yang stabil dalam 10 tahun ke depan adalah dengan mulai membeli saham-saham blue chip. Sebagai informasi, mengutip dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saham blue chip adalah saham dari perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi yang kuat, jejak keuangan yang stabil, dan sejarah pertumbuhan yang konsisten.

"Jangan naikin kualitas hidup untuk spending, untuk membeli barang atau apa. Kalau Anda bisa investasi di pasar modal, beli saham-saham blue chip, Anda beli aja koleksi, beli bond. Karena pendapatan pasti akan naik," ujar Pandu.

Setelah itu utamakan untuk melanjutkan pendidikan, bagi yang baru lulus SMA lanjut kuliah S1 atau setelah S1 lanjut S2. Menurutnya pendidikan dapat membuat diri seseorang lebih kaya dan memiliki nilai tambah.

Baru di akhir mencoba membeli rumah untuk hunian dan investasi. Sebab, target pasar properti Indonesia ada perbedaan perlakuan. Bagi masyarakat kelas menengah ke atas tentu, pilihannya adalah membeli rumah komersial yang harganya cukup tinggi sehingga membutuhkan modal yang besar.

Sementara untuk masyarakat menengah ke bawah banyak mendapatkan bantuan. Salah satunya adalah adanya bantuan rumah subsidi dari pemerintah dengan harga di bawah Rp 400 juta dengan jumlah unit terbatas.

"Karena menurut saya, pasar Indonesia untuk kelas menengah atas tidak kondusif. Beda ya kalau menengah bawah, kalau menengah bawah sangat dibantu. Jadi kalau Anda ingin membeli rumah dan baru menengah bawah, fine (boleh). Jadi tergantung Anda tinggal di mana, hidup di mana, jadi lihat sisi income dari rumah tersebut opportunity cost-nya apa. Tapi buat yang muda, invest diri kalian dulu deh, sebelum pikir untuk beli rumah," pungkas Pandu.




(aqi/aqi)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads