Memiliki rumah sendiri adalah impian banyak orang. Salah satu petode yang banyak digunakan adalah dengan memanfaatkan fasilitas kredit pemilikan rumah (KPR) yang disediakan perbankan.
Meski, bisa membantu kamu memiliki rumah, tapi kamu nggak boleh terlena. Cicilan yang cukup besar dalam jangka waktu yang panjang mengharuskan kamu disiplin dalam mengelola keuangan.
Jangan sampai, keuangan kamu terganggu dan mengakibatkan cicilan KPR jadi macet dan berisiko membuat rumah impian kamu disita bank.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perencana Keuangan dari Tatadana Consulting Tejasari menyarankan agar pengeluaran bulanan disesuaikan dengan besaran penghasilan yang masuk. Apabila penghasilan tidak menentu tiap bulannya, bisa membuat perkiraan dengan penghasilan terendah.
"Budget pengeluaran juga buat prioritas. Mana pengeluaran yg utama, misalnya konsumsi, biaya sekolah anak, pengeluaran keluarga," katanya dalam sebuah wawancara dengan detikFinance, pertengahan September silam.
Dia menambahkan cicilan utang juga sebaiknya masuk dalam prioritas utama. Apalagi utang dengan nominal cukup besar, lebih baik dilunasi terlebih dahulu.
Lebih lanjut lagi, dia membagi tips mengelola keuangan dengan komposisi pengeluaran. Di antaranya, untuk tabungan minimal 10%, cicilan maksimal 30%, pengeluaran rutin 40%, dan pengeluaran pribadi 20%.
Informasi serupa juga disampaikan oleh Perencana Keuangan Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho. Menurutnya, dalam mengatur keuangan lebih baik membuat alokasi pos-pos pengeluaran yang persentasenya dari penghasilan.
Dia juga menyarankan agar besaran utang sebaiknya jangan lebih 30% dari total pengeluaran. "Selain itu, kita juga sebaiknya menjaga rasio utang kita agar maksimal hanya 30% dari total pengeluaran," katanya kepada detikcom.
Andy pun menjelaskan alokasi ideal pengeluaran dari penghasilan. Di antaranya, untuk kebutuhan sehari-hari termasuk untuk bayar cicilan utang sebesar 55% dari pengeluaran, menabung dan investasi 10%, dana darurat 10%, piknik atau me time: 10%, untuk belajar dan asah skill 10%, dana amal serta sedekah 5%.
Misalnya, penghasilan Rp 5 juta. Untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk bayar cicilan utang menjadi sebesar Rp 2,75 juta. Untuk menabung dan investasi Rp 500 ribu, dana darurat sebesar Rp 500 ribu. Sementara untuk belajar, asah skill dan piknik masing-masing sekitar Rp 500 ribu. Serta amal atau sedekah Rp 250 ribu.
(dna/dna)