Desain kursi saat ini banyak diproduksi tidak memiliki lengan. Bentuknya hanya terdiri dari dudukan dan sandaran.
Hal ini jauh berbeda dengan temuan di rumah-rumah zaman dahulu yang rata-rata masih memakai kursi berlengan. Materialnya rata-rata dari kayu sehingga tampilannya klasik dan kokoh. Selain itu, banyak sekali ukiran pada kursi tersebut, mulai dari lengan, sandaran punggung, dudukan, hingga kakinya.
Meskipun tren kursi sudah bergeser ke desain yang lebih minimalis, kursi berlengan masih tetap eksis. Bentuknya memang tidak sekaku dahulu, melainkan lebih modern dan materialnya kebanyakan tidak dari kayu agar lebih ringan dipindahkan.
Mari melihat awal mula hadirnya kursi berlengan. Dilansir House Beautiful, kursi berlengan sudah lama digunakan di Yunani Kuno. Lalu, di Prancis juga ditemukan desain kursi serupa pada abad ke-17. Namun, tidak ada yang tahu tahun berapa kursi berlengan benar-benar ditemukan.
Menurut lamar Styylish, penggunaan kursi berlengan pada awalnya untuk para penguasa. Mungkin bisa dilihat dalam film-film sejarah kerajaan, bentuk kursinya berlengan, dengan bagian sandaran punggungnya jauh lebih tinggi, lebar, dan megah.
Kursi seperti ini ditempatkan di singgasana. Terbuat dari kayu kokoh dan memiliki ukiran yang rumit dan berfilosofi, seperti ada gambar singa, sphinx, atau elang. Ini merupakan simbol otoritas, keabadian, dan hak ilahi. Sandaran tangan fungsinya untuk menegaskan kendali atas wilayah kekuasaan seseorang. Mulai dari kerajaan di Mesir hingga Kekaisaran Romawi memakai kursi seperti ini.
Hubungan antara kursi dengan jabatan berlanjut ke era berikutnya. Kali ini kursi berlengan ditemukan untuk menunjukkan kedudukan seseorang dalam sebuah instansi. Banyak hakim dan pejabat tinggi menggunakan kursi curule, yakni kursi berlengan yang kakinya membentuk rangka berbentuk X yang khas. Orang yang duduk di kursi tersebut berarti bukanlah sembarang orang.
Simbolisme ini juga ditemukan di Eropa pada abad pertengahan. Kursi berlengan umumnya diperuntukkan bagi para pendeta, bangsawan, dan raja. Sementara orang lainnya duduk di bangku atau bangku panjang sederhana.
Pada abad ke-15 dan ke-16, gaya klasik meraih popularitas. Banyak orang mulai membuat barang yang dapat memberikan kenyamanan termasuk dalam desain tempat duduk. Munculah bangku Cassapanca Italia, sejenis bangku dengan sandaran punggung dan sandaran tangan yang tinggi. Pada saat itu sosok yang bisa mendapatkan bangku ini para pedagang dan bangsawan.
Kursi berlengan kembali mengalami inovasi pada abad ke-17 dan ke-18, kursi berlengan dilapisi dengan bahan kanvas sehingga tampak empuk. Materialnya pun memiliki corak sehingga menampilkan kemewahan dekoratif. Bahkan ada yang membuat sandaran tangan tebal, berukir tebal, dan berlapis emas. Semakin lebar lengannya berarti menggambarkan jumlah harta dan tingkat status pemiliknya.
Pada masa pemerintahan Louis XIV dan Louis XV, terjadi banyak inovasi pada furniture karena bagian dari kenyamanan. Furniture pada masa itu di Prancis dibuat ringan dan intim, maksudnya tidak seheboh atau sebesar sebelumnya. Namun, tetap terlihat mewah.
Nama kursi tersebut adalah Bergère. Bentuknya lengan kursi berlapis kain tebal dengan sisi tertutup dan bantal longgar, kaki cabriole, dan sandaran tangan melengkung atau bergulung. Fungsinya untuk bersantai, tetapi tetap mempertahankan keanggunan.
(aqi/das)