Cerita Haru Arsitek Pencetus Lantai Marmer yang Bikin Sejuk Masjid Nabawi

Cerita Haru Arsitek Pencetus Lantai Marmer yang Bikin Sejuk Masjid Nabawi

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Rabu, 12 Jun 2024 14:18 WIB
Jemaah haji Maktour melaksanakan salat Arbain di Masjid Nabawi
Masjid Nabawi. Foto: Doni Wahyudi/detikcom
Jakarta -

Masjid Nabawi adalah masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW dan salah satu masjid tertua di dunia. Desain Masjid Nabawi dibuat senyaman mungkin terutama pada bagian lantai agar jamaah yang hendak salat di dalamnya tidak akan kepanasan dan kotor. Ternyata, di balik itu, ada sosok penting pencetus penggunaan lantai marmer di Masjid Nabawi yakni arsitek Muhammad Kamal Ismail.

Kamal Ismail adalah arsitek mualaf asal Mesir yang dikenal cerdas. Melansir dari Nigerian Tracker, dia merupakan lulusan pertama dan termuda dari Royal School of Engineering. Setelah lulus, dia dikirim ke Eropa dan langsung mendapatkan tiga gelar doktor dalam arsitektur Islam.

Dia tergabung sebagai salah satu arsitek yang ikut dalam renovasi pemugaran Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Kamal Ismail mendesain teknik perencanaan dan mengawasi proyek. Selama bergabung dalam proyek ini, Kamal Ismail tidak meminta bayaran sepersen pun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan saat Raja Fahad dan Perusahaan Bin Laden sudah menawarkan sejumlah upah yang besar, dia menolaknya.

"Mengapa saya harus menerima uang (untuk pekerjaan saya) di dua masjid suci? Bagaimana saya menghadap Allah (di hari kiamat?)," kata Kamal Ismail seperti yang dikutip pada Rabu (12/6/2024).

ADVERTISEMENT

Sosok arsitek cerdas ini adalah pencetus penggunaan lantai marmer di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Hal ini bermula saat melihat para jamaah yang melakukan tawaf di sekitar Ka'bah. Dia ingin menutupi lantai di Masjidil Haram dengan marmer agar panas dapat terserap sehingga saat berjalan tanpa alas kaki tidak terasa terbakar.

Pada saat itu, marmer tidak mudah dibeli seperti saat ini. Penjual marmer yang dia ketahui saat itu berada di sebuah gunung kecil di Yunani.

Dia rela terbang ke Yunani untuk membeli marmer dalam jumlah banyak. Dia berhasil membeli sebanyak setengah dari gunung di sana berwarna putih. Setelah dia kembali ke Mekah, marmer tersebut sampai dan langsung dipasang di dalam Masjidil Haram.

Kemudian, 15 tahun kemudian, pemerintah Saudi kembali menghubungi Kemal Ismail untuk memasang marmer yang sama di Masjid Nabawi. Dia kembali mengunjungi perusahaan yang sama. Namun, kini nasibnya berbeda. Lantai marmer yang sama dengan yang dia beli 15 tahun lalu sudah habis terjual.

Saat Kamal Ismail meninggalkan kantor penjual Marmer tersebut, dia bertemu dengan sekretaris kantor tersebut. Dia kembali menanyakan keberadaan orang yang membeli sisa jumlah marmer kepadanya. Sekretaris mengatakan sulit untuk mencari data pembeli tersebut karena sudah 15 tahun berlalu. Namun, karena Kamal Ismail meminta untuk dicarikan, dia berjanji akan mencarinya. Kamal Ismail memberikan alamat dan nomor hotelnya serta berjanji akan mengunjungi sekretaris tersebut keesokan harinya.

Setelah itu, Kamal Ismail menyadari satu hal, mengapa dia ingin mengetahui siapa pembeli marmer putih yang menghabiskan stock tersebut. Sementara yang dia butuhkan adalah stok lantai marmer.

Di tengah keheranannya, keesokan harinya, beberapa jam sebelum berangkat ke bandara, Kamal Ismail mendapat telepon dari sekretaris itu. Dia mengatakan menemukan alamat pembeli marmer yang dicari olehnya.

Kamal Ismail bergegas ke kantor sembari memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan alamat pembeli ini. Ketika dia melihat alamat pembeli marmer tersebut dia terkejut karena pembeli tersebut adalah perusahaan yang berada di Arab Saudi.

Kamal Ismail kembali ke Arab Saudi pada hari yang sama. Sesampainya di sana, dia langsung mengunjungi perusahaan tersebut dan bertemu dengan direktur admin di sana. Dia menanyakan keberadaan marmer yang mereka beli 15 tahun lalu digunakan untuk apa.

Direktur tersebut pada awalnya mengaku tidak ingat marmer tersebut berada dimana. Setelah menghubungi ruang stok perusahaan, ternyata marmer tersebut tidak digunakan untuk apa pun, tersimpan rapi di gudang mereka dengan jumlah yang diperlukan oleh Kamal Ismail untuk Masjid Nabawi.

Seketika Kamal Ismail menangis dan menceritakan tujuannya mencari marmer tersebut hingga bisa bertemu dengan direktur perusahaan tersebut. Kamal Ismail pun menyodorkan cek kosong untuk diisi harga jual marmer tersebut.

Akan tetapi, direktur perusahaan tersebut menolak untuk mengisi cek tersebut setelah tau marmer itu akan digunakan di Masjid Nabawi. Dia memberikan semua marmer tersebut secara sukarela kepada Kamal Ismail.




(aqi/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads