Sosok di Balik Kaligrafi yang Hiasi Dinding-Kubah Masjid Nabawi

Sosok di Balik Kaligrafi yang Hiasi Dinding-Kubah Masjid Nabawi

Kristina - detikHikmah
Rabu, 28 Agu 2024 11:45 WIB
Medina, Saudi Arabia, June 26 2024: Al Rawda Al Sharefa, The Grave of Prophet Muhammed peace be upon him, with the 1st two Islamic caliphs after him Abu Bakr al-Siddiq and Omar Ibn El Khattab
Kaligrafi di Raudhah. Foto: Getty Images/Tamer Soliman
Jakarta -

Masjid Nabawi menyimpan keindahan pada dinding dan kubahnya yang dihiasi rangkaian kaligrafi. Lafadz dengan huruf Arab ini berasal dari era Ottoman dan direstorasi oleh seorang kaligrafer asal Pakistan pada 90-an.

Adalah Shafiq Uz-Zaman Khan. Ia dikenal sebagai "Kaligrafer Al-Haram" di Arab Saudi. Kepiawaiannya dalam dunia seni rupa islami ini dimulai sejak masa kanak-kanak. Bakat ini kemudian mengantarkannya ke Masjid Nabawi.

"Sewaktu kecil saya suka menulis di dinding rumah saya, rumah-rumah lain di jalan, di buku catatan sekolah, di sampul buku saudara-saudara saya. Saya sangat menyukai tulisan tangan yang indah," ungkap Khan seperti dikutip dari Arab News, Rabu (28/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria kelahiran Rawalpindi dan dibesarkan di Karachi ini sudah tinggal di Kerajaan Arab Saudi selama 45 tahun. Kehidupan itu bermula pada 1979, saat seorang pengusaha Saudi berkunjung ke Karachi melihat beberapa lukisan Khan dan mengajaknya bekerja di perusahaan miliknya di Riyadh.

Usai menunjukkan bakatnya sebagai kaligrafer di industri periklanan, Khan mendapat tawaran pekerjaan di Madinah. Ini menjadi impiannya sejak kecil.

ADVERTISEMENT

"Meskipun status saya di Riyadh baik dan hubungan saya dengan sponsor saya baik, saya sangat senang bisa pindah ke tempat yang saya impikan sejak kecil dan yang terpenting bagi saya hanyalah dekat dengan Masjid Nabawi," kata pria berusia 68 tahun itu.

Shafiq Uz-Zaman Khan memegang karya kaligrafinya di Masjid NabawiShafiq Uz-Zaman Khan memegang karya kaligrafinya di Masjid Nabawi Foto: Via Arab News

Pada 1991, manajemen Masjid Nabawi membuka kompetisi untuk memilih seorang kaligrafer untuk merestorasi tulisan-tulisan Al-Qur'an di masjid yang berasal dari era Ottoman. Khan pun langsung mendaftar tapi sempat ditolak panitia.

"Saya memutuskan untuk mengikuti kompetisi tersebut, tetapi panitia penyelenggara menolak pendaftaran saya karena saya bukan seorang kaligrafer profesional dan juga bahasa ibu saya bukan bahasa Arab, dan mereka pikir akan sulit untuk bersaing dengan kaligrafer Arab lainnya," ceritanya.

Meski demikian, Khan berhasil meyakinkan panitia penyelenggara atas bakatnya dalam dunia kaligrafi. Ia percaya diri meski harus bersaing dengan kaligrafer Mesir, Suriah, Yordania, Irak, dan negara-negara Arab lainnya.

Singkat cerita, Khan pun terpilih berkesempatan merestorasi kaligrafi di Masjid Nabawi. Tak sampai di situ, Khan juga ditugaskan menulis di sejumlah kubah, menggabungkan revitalisasi tulisan kuno dengan lukisan kaligrafi baru.

Khan menyelesaikan kaligrafi pada 177 kubah. Satu kubah membutuhkan waktu sekitar dua bulan penyelesaian, termasuk desain dan implementasi. Tiga lukisan Khan dipajang di Raudhah, masing-masing terbuat dari emas 24 karat. Pengerjaan ini memakan waktu enam bulan.

Sang kaligrafer juga mendapat amanah menuliskan plakat-plakat baru di beberapa bab, antara lain Bab Perdamaian, Bab Abu Bakar Ash-Shiddiq, Bab Rahmat, dan Bab Jibril.




(kri/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads