Industri keramik Indonesia semakin menunjukkan kelasnya di pasar global. Tak lagi sekadar memenuhi kebutuhan domestik, produk keramik Tanah Air kini kian diakui sebagai komoditas bernilai tinggi yang mampu bersaing dengan produsen besar dunia.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian dan Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) tahun 2025, kapasitas produksi nasional mencapai sekitar 625 juta meter persegi per tahun. Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai salah satu dari lima produsen keramik terbesar di dunia.
Tak hanya unggul dari sisi volume, performa industri ini juga tercermin dari nilai investasinya yang telah menyentuh Rp224 triliun. Sementara itu, ekspor keramik Indonesia tercatat tumbuh sekitar 17 persen dengan nilai mencapai US$31 juta sepanjang Januari-Agustus 2025. Capaian ini menegaskan bahwa produk keramik dalam negeri semakin diminati di pasar internasional.
Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia kini dipandang sebagai pemain utama industri keramik, didukung oleh basis produksi yang kuat, kualitas produk yang semakin premium, serta desain yang mengikuti tren global. Permintaan yang stabil dari sektor properti, pembangunan infrastruktur, hingga proyek komersial turut mendorong peningkatan reputasi keramik nasional.
Ketua Umum ASAKI, Edy Suyanto, menyebut industri keramik Indonesia saat ini berada pada fase transformasi penting. Tantangannya bukan hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga memperkuat efisiensi dan memperluas pasar ekspor.
"Daya saing industri keramik nasional kini semakin tajam. Fokus kami bukan lagi sekadar produksi, tetapi bagaimana produk Indonesia mampu menjadi rujukan kualitas di tingkat regional maupun global," ujarnya.
Selain didorong oleh kekuatan industri, pertumbuhan ekonomi dan geliat sektor properti di Indonesia turut menjadi katalis peningkatan permintaan keramik. Hunian modern, kawasan komersial, hingga proyek infrastruktur membutuhkan produk keramik sebagai elemen utama dalam desain bangunan.
Peningkatan kualitas teknologi produksi serta adopsi standar global juga menjadi faktor penting yang membuat produk keramik Indonesia semakin kompetitif dan memiliki nilai prestise di pasar luar negeri.
Momentum ini juga ditandai dengan resmi diluncurkannya KERAMIKA Indonesia 2026, pameran industri keramik bertajuk ASEAN's Leading Ceramics Industry Exhibition yang akan digelar pada 4-7 Juni 2026 di Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK 2, Jakarta. Ajang ini akan menjadi etalase bergengsi bagi kekuatan dan inovasi produk keramik Tanah Air di mata pasar global.
Ketua Panitia KERAMIKA Indonesia 2026, Desi Natalia, mengatakan pameran ini menjadi simbol meningkatnya kepercayaan diri industri keramik nasional di panggung regional.
"Melalui KERAMIKA Indonesia 2026, kami ingin menghadirkan panggung yang mencerminkan kekuatan dan daya saing industri keramik Indonesia di tingkat ASEAN. Ini bukan sekadar pameran produk, tetapi juga ruang kolaborasi dan perluasan pasar," ujarnya.
Pameran ini digagas oleh Panorama Media bersama ASAKI dan akan menampilkan sederet merek ternama seperti Niro, Milan, Arwana, Roman, Indogress, Concord hingga TOTO. Kehadiran brand-brand besar ini menjadi bukti bahwa produk keramik Indonesia telah memiliki standar kualitas dan desain yang mampu bersaing di level global.
(das/das)