Rumah Raden Saleh yang berada di Cikini akan segera dipugar. Rencananya rumah tersebut akan dikembalikan ke desain awal seperti yang dibuat oleh Raden Saleh di 1862.
Kediaman pribadi Raden Saleh ini telah berusia lebih dari 1,5 abad dan butuh peremajaan. Pemugaran ini juga bertujuan untuk mempertahankan Bangunan Cagar Budaya. Rumah Raden Saleh telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional, melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05-25 April 2005 dan Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi melalui SK Gubernur DKI Nomor 475 tahun 1995 dengan klasifikasi A.
Tim detikcom berkesempatan datang ke lokasi dan masuk ke dalam untuk melihat langsung kondisinya. Jika dilihat dari depan, pintu masuk utama sudah ditutup dengan besi penopang dan garis plastik. Arsitek Konservasi Rumah Raden Saleh, Arya Abieta, menjelaskan pemasangan besi penopang itu dikarenakan terdapat kolom yang sudah retak. Untuk mencegah retakan makin besar mengingat sedang ada pembangunan di samping rumah tersebut, timnya memasang besi penopang.
"Kebetulan kemarin kami menemukan satu titik di sisi Selatan, ada bagian yang retak karena ini konstruksi dari balok-balok kayu. Saya minta segera untuk ditopang dan kebetulan di sebelah ada pembangunan. Pembangunan itu kan berarti ada getaran. Jadi dipasang supaya tidak terjadi hal-hal yang begitu (yang tidak diinginkan)," jelas Arya ketika ditemui di Rumah Raden Saleh, Jakarta, pada Rabu (20/8/2025).
Secara keseluruhan, Rumah Raden Saleh terlihat masih kokoh. Hanya saja, jika dilihat secara cermat, sudah banyak retakan terlihat pada strukturnya baik di luar dan dalam. Kemudian, banyak cat mengelupas, plafon yang rusak dan ditumbuhi jamur karena sering bocor.
Pada lantai atas, lebih banyak lagi bagian perlu diperbaiki, mulai dari lantai, plafon, hingga dinding. Arya mengungkapkan beberapa dinding dan seluruh lantai di bagian atas terbuat dari kayu. Kondisi kerangka kayu pada lantai masih kokoh dan tidak dimakan rayap karena dari kayu jati, tetapi pelapis bagian atasnya sudah banyak yang tidak merekat ke lantai.
Tim Konservasi Rumah Raden Saleh sudah mengusahakan proyek pemugaran ini sejak 2015 dengan mengajukan proposal ke Ambassador Fund dari Kedutaan Besar Amerika.
"Untuk mulai pemugaran, tahap awal adalah kita kenalan dulu sama rumah ini. Maka itu, kita sebut sebagai observasi awal. Kami dibiayai oleh Kudutaan Besar Amerika (awalnya). Observasi awal kita rekam semua rumah ini sampai detail-detailnya, kemudian kita serahkan kepada Yayasan selaku pemilik," ungkap Arya.
Ambassador Fund tersebut membiayai renovasi Rumah Raden Saleh terutama pada bagian di depan.
Namun, Rumah Raden Saleh membutuhkan pemugaran secara menyeluruh. Tim konservasi dan Yayasan pun mengirimkan proposal ke Pemerintah Daerah DKI Jakarta. Proposal tersebut diterima dan Pemprov menyanggupi untuk memberikan bantuan perencanaan pemugaran. Pemprov juga membuat tim khusus untuk melakukan perencanaan, dokumentasi arsitektur, hingga penyusunan konsep. Semua pekerjaan tersebut dibiayai oleh Pemprov Jakarta.
Arya menjelaskan untuk mendapat persetujuan pemugaran Cagar Budaya adalah tim tersebut bisa mendapatkan material atau bentuk benda yang sama dengan yang asli. Untuk bisa membuktikan bahwa tim itu memugar tanpa menghilangkan atau mengubah banyak detail pada bangunan tersebut, perlu dilakukan riset yang mendalam.
"Tantangan (pemugaran) besar ya. Artinya, ini adalah satu-satunya karya Raden Saleh dan saya tidak punya pemadanannya, nggak ada. Kalau ini karya seniman, semuanya serba unik. Tantangannya yang pertama, memang material ya, yang sudah berumur, tapi kita remajakan. Kebetulan karena ini bangunan tahun 1860-an, kalau dimasukkan building code hari ini, nggak cocok. Jadi dia perlu kondisi-kondisi khusus. Maka kita juga melakukan perkuatan-perkuatan pada bangunannya, karena it is comply dengan code hari ini," jelas Arya.
Baca selengkapnya ke halaman selanjutnya...
(aqi/zlf)