Rumah Raden Saleh di tengah kota Jakarta masih kokoh berdiri. Meski begitu, rumah yang sudah berusia 1,5 abad ini kondisinya sudah mengalami beberapa kerusakan.
Raden Saleh adalah seniman Indonesia yang telah melahirkan banyak karya seni lukis yang telah diakui dunia, salah satu lukisannya berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857). Raden Saleh serius belajar melukis di Eropa hingga tinggal di sana selama 20 tahun, sebelum akhirnya kembali ke Tanah Air. Selama di Indonesia, Raden Saleh membangun sebuah rumah yang saat ini kita kenal sebagai Rumah Raden Saleh di Cikini.
Tim detikcom berkesempatan mengunjungi langsung Rumah Raden Saleh. Pihak Yayasan Kesehatan PGI Cikini sudah memberitahu jika bangunan tersebut sedang dalam tahap persiapan pemugaran.
Bagian pintu masuk utama bangunan tersebut sudah dipasang tali plastik tanda tidak boleh dimasuki serta terdapat kerangka besi penopang di kanopi teras. Menurut Arsitek Konservasi Rumah Raden Saleh, Arya Abieta, kerangka besi tersebut dipasang untuk menyangga kanopi teras. Tim Konservasi Rumah Raden Saleh menemukan ada retakan pada salah satu kolom sehingga perlu ditopang.
"Kebetulan kemarin kami menemukan satu titik di sisi Selatan, ada bagian yang retak karena ini konstruksi dari balok-balok kayu. Saya minta segera untuk ditopang dan kebetulan di sebelah ada pembangunan. Pembangunan itu kan berarti ada getaran. Jadi dipasang supaya tidak terjadi hal-hal yang begitu (yang tidak diinginkan)," jelas Arya ketika ditemui di Rumah Raden Saleh, Jakarta, pada Rabu (20/8/2025).
Kerusakan bukan hanya pada bagian kolom di lantai atas, melainkan beberapa dinding fasadnya pun sudah banyak yang retak. Ada yang retak rambut, ada pula retakan yang cukup dalam.
Kondisi cat dinding pada bagian fasad pun sudah banyak yang mengelupas, warnanya berubah kusam hingga kekuningan. Meski begitu, lantai teras rumah ini masih utuh.
Rumah ini memiliki banyak sekali jendela dan pintu masuk. Saat tim detikcom datang ke lokasi, tidak ada seorang pun yang berada di dalam rumah tersebut. Saat ini kunjungan dibatasi karena kondisi rumah yang fondasinya mulai lapuk. Untuk bisa berkunjung harus mendapat izin dari Yayasan Kesehatan PGI Cikini.
Saat masuk ke dalam Rumah Raden Saleh, bagian belakangnya masih sangat terawat. Menurut Arya bagian belakang adalah area baru yang dibuat setelah Raden Saleh menjual rumah tersebut. Bagian belakang terdapat beberapa ruangan seperti ruang rapat, ruang siaran, kamar mandi, dan ruang lain yang kondisinya tertutup.
Pintu kayu niche asli yang dibuat oleh Raden Saleh masih berdiri kokoh. Bentuk pintu ini sama dengan bentuk pintu utama yang berada di seberang aula. Bagian inti dari rumah ini adalah aula atau hall besar di tengah. Hall tersebut dikelilingi dengan 8 kamar di kanan dan kiri. Di area ini lampu-lampu masih bisa dinyalakan. Namun, kondisi kamar seluruhnya sudah kosong, hanya menyisikan beberapa barang yang ditumpuk di pojokan dan wastafel.
Lantai atas hanya bisa diakses dengan 1 tangga dan tidak sembarangan orang boleh ke atas. Arya mengatakan lantai di atas terbuat dari kayu jati, saat berjalan di atas harus hati-hati dan menempel di dinding. Beberapa dinding juga ada yang terbuat dari bahan kayu.
Tangga menuju ke atas masih kokoh, meski kondisinya kotor. Di sana pencahayaan minim dan udara sedikit pengap karena sudah sejak 2023 tidak lagi digunakan sebagai kantor rumah sakit. Beberapa lantai ada yang sudah rusak karena lapisan kayu lepas. Namun, kerangka kayu jatinya masih kokoh dan aman dari rayap. Rata-rata plafon kamar di lantai dua sudah rusak karena bocor. Debu tebal dan triplek berserakan di lantai. Sebagian besar kamar juga sudah dikunci.
Di lantai atas terdapat 9 kamar dan ada beberapa ruangan lagi di bagian belakang yang sebelumnya dipakai oleh perawat dan dokter. Bagian belakang lantai dua cukup bersih dan terang karena terdapat bukaan. Di setiap sisi rumah tersebut memiliki balkon.
Arya mengatakan pihak konservasi Rumah Raden Saleh dan Yayasan Kesehatan PGI Cikini mengatakan Rumah Raden Saleh perlu segera diperbaiki. Mereka sudah membentuk tim untuk proyek pemugaran dengan dukungan dari Pemprov DKI Jakarta. Seperti yang diketahui Rumah Raden Saleh sudah menjadi Bangunan Cagar Budaya.
"Tantangan (pemugaran) besar ya. Artinya, ini adalah satu-satunya karya Raden Saleh dan saya tidak punya pemadanannya, nggak ada. Kalau ini karya seniman, semuanya serba unik. Tantangannya yang pertama, memang material ya, yang sudah berumur, tapi kita remajakan. Kebetulan karena ini bangunan tahun 1860-an, kalau dimasukin building code hari ini, nggak cocok. Jadi dia perlu kondisi-kondisi khusus. Maka kita juga melakukan perkuatan-perkuatan pada bangunannya, karena it is comply dengan code hari ini," jelas Arya.
Simak Video "Video: Melihat Rumah Raden Saleh yang Kini Dalam Proses Renovasi"
(aqi/zlf)