Skema subsidi kepemilikan rumah yang ada saat ini dinilai belum mampu mengakomodir keragaman profesi calon pembeli rumah, contohnya mereka yang tidak berpenghasilan tetap, seperti pekerja paruh waktu, pekerja berbasis komisi dan freelancer atau mereka yang termasuk ke dalam kondisi kolektibilitas (SLIK OJK) yang tidak sempurna.
Hal ini juga yang menjadikan persoalan backlog tak kunjung selesai. Menurut data pemerintah, angka kurang pasok atau backlog perumahan saat ini mencapai 9,9 juta unit.
"Kemunculan wacana rumah subsidi, dengan luas lahan dan bangunan yang lebih kecil, tidak menyelesaikan permasalahan yang muncul karena semakin tingginya harga lahan dan semakin tingginya biaya produksi rumah," jelas President Director MilikiRumah Marine Novita dalam keterangannya, Minggu (29/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, saat ini skema subsidi yang paling besar adalah melalui FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Skema ini memungkinkan pemerintah memberikan bantuan likuiditas bagi perbankan untuk selanjutnya dapat memberi fasilitas pembiayaan yang lebih terjangkau. Sementara itu, pemerintah sendiri tidak secara langsung menyediakan hunian, hanya mematok harga maksimal untuk rumah, dengan acuan yang berbeda di masing-masing daerah.
Skema Rent to Own, yang saat ini sering digembar-gemborkan, bisa menjadi solusi. Marine mengatakan, skema ini selaras dengan yang diusungnya yaitu Pra KPR. Program ini ditujukan bagi masyarakat yang tidak memenuhi syarat dalam mengakses fasilitas KPR dari bank. Melalui penyertaan modal, menjadi bagian dari pengembang hunian yang menawarkan hunian siap huni maupun indent untuk dijual ataupun disewakan terlebih dahulu dalam program Pra KPR.
"Pengalaman kami selama menjalankan proptech, membuat kami memahami apa yangsebenarnya menjadi akar masalah di bidang properti. Program Pra KPR ini adalah upaya MilikiRumah membantu pemerintah dalam mencapai target Tiga Juta Rumah yang telah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto," ucap Marine.
Ia menambahkan, program ini ingin membantu membantu pelaku usaha UMKM, pelaku industri kreatif, freelancer dan agen berbasis komisi untuk naik kelas, mendapat akses pembiayaan, dan hunian yang nyaman dan terintegrasi melalui program Pra KPR.
Melalui program Pra KPR, yang menggunakan skema Rent-to-Own, peminat hunian dapat langsung menghuni rumah sebagai penyewa sambil mengikuti program yang didesain agar mereka dapat memiliki rumah tersebut di masa depan. Kedisiplinan dalam membayar biaya sewa setiap bulan menjadi dasar untuk membuka akses pembiayaan dengan bank sekaligus sedikit demi sedikit mengurangi plafon pinjaman yang dibutuhkan.
Dengan program inovatif seperti Pra KPR, calon pembeli yang selama ini memiliki masalah terkait persyaratan, dapat memiliki rumah yang nyaman dan layak melalui fasilitas pembiayaan komersial.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya bekerja sama dengan Badak Perkasa Group, pengembang terkemuka di Kabupaten Tangerang untuk bersama-sama mengembangkan Kota Cakra, sebuah hunian terintegrasi dengan konsep everyday resort.
(zlf/zlf)