Kenapa Banyak Orang Susah Beli Rumah? BP Tapera Beberkan Alasannya

Kenapa Banyak Orang Susah Beli Rumah? BP Tapera Beberkan Alasannya

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Kamis, 17 Jul 2025 12:17 WIB
Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho dalam acara Sarasehan BP Tapera
Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho di acara Sarasehan BP Tapera Foto: Almadinah Putri Brilian
Jakarta -

Kebutuhan akan tempat tinggal semakin lama semakin tinggi. Namun, tak banyak orang yang mampu membeli rumah tersebut.

Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho mengungkapkan sederet tantangan di sektor perumahan. Salah satunya karena bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang masih tinggi sehingga membuat masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk membeli rumah.

"Masih tingginya suku bunga KPR tentunya menjadi tantangan bagaimana masyarakat berpenghasilan rendah yang punya keterbatasan daya beli untuk bisa memperoleh rumah bisa diafirmasi dengan program pemerintah nah di situlah hadir FLPP (fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan)," kata Heru dalam Sarasehan BP Tapera di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya ada juga maturity mismatch pembiayaan perumahan di mana mayoritas sumber dana KPR perbankan dari dana jangka pendek, sementara pembiayaan KPR jangka panjang. Selain itu, pengguna KPR juga masih rendah hanya sekitar 3 persen dari jumlah produk domestik bruto (PDB).

Selanjutnya masalah ketimpangan akses dan daya beli masyarakat. Hal ini berupa kenaikan harga rumah yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan penghasilan. Selanjutnya kapasitas APBN untuk penyediaan rumah MBR terbatas.

ADVERTISEMENT

Ia pun menyarankan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk mereview kembali harga rumah subsidi. Hal ini supaya harga rumah subsidi tetap bisa dijangkau.

"Sementara inflasi makin naik maka rumah itu akan semakin jauh dari lokasi populasi. Makin ujung berung istilah teman-teman, otomatis nanti perlu kita kaji ya penyesuaian harga rumah," tuturnya.

Tantangan selanjutnya adalah urbanisasi yang tinggi namun keberadaan lahan di perkotaan terbatas. Maka dari itu perlu membuat hunian vertikal tapi banyak mindset masyarakat kalau rumah itu harus berupa rumah tapak.

Tantangan lainnya yaitu backlog kepenghunian hingga 6,98 juta rumah tangga serta 29,56 juta rumah tangga masih tinggal di rumah tidak layak huni.

Di sisi lain, ada juga peluang di sektor perumahan yaitu permintaan pasar yang besar dan adanya Program 3 Juta rumah. Selanjutnya ada juga inovasi pembiayaan perumahan, mulai dari skema FLPP adanya kredit usaha rakyat (KUR) perumahan hingga Tapera.

"Kemudian penguatan sistem dan digitalisasi ini saya lihat menjadi peluang transformasi data dan sebagainya," ujarnya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini




(dhw/dhw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads