Inovasi terbaru dalam dunia konstruksi hadir melalui teknologi rumah beton tiup, yang memungkinkan pembangunan rumah dengan cepat, efisien, dan tahan terhadap bencana alam.
Dengan menggunakan balon karet sebagai cetakan beton, teknologi ini menawarkan solusi hunian yang kuat, ramah lingkungan, dan lebih terjangkau, terutama untuk daerah-daerah rawan gempa.
Melansir concretehomes.com, sebuah inovasi baru di dunia konstruksi diperkenalkan oleh para peneliti di Amerika Serikat, yaitu rumah beton tiup. Teknologi ini memungkinkan pembangunan rumah dengan waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan metode konvensional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir dari interestingengineering.com, dalam prosesnya, balon karet besar digunakan sebagai cetakan, lalu diisi dengan campuran beton hingga mengeras dan membentuk struktur bangunan. Setelah beton mengering, balon tersebut dilepaskan, meninggalkan dinding beton yang kuat dan tahan lama.
Menurut designboom.com, teknologi konstruksi yang tengah dipatenkan ini menawarkan penghematan biaya tenaga kerja di lapangan karena cetakan beton dibuat di pabrik, sehingga tidak menghasilkan limbah kayu.
Selain itu, perusahaan mengklaim bahwa proses ini dua kali lebih cepat dibandingkan metode konstruksi tradisional, karena struktur dapat dibentuk dalam hitungan menit menggunakan pompa udara dan beton, bukan berbulan-bulan.
Cetakan pabrik yang fleksibel ini dapat dipompa dengan beton berkelanjutan dan bahan bangunan lain yang menyerap karbon, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Saat ini, perusahaan fokus pada pengujian teknologi ini di bangunan tempat tinggal, namun juga berencana untuk menerapkannya pada gedung pencakar langit, proyek komersial, kolam renang, terowongan, dan bahkan bangunan di Mars.
Proses pembangunannya yang cepat dan efisien menjadi nilai tambah tersendiri. Dalam hitungan hari, rumah ini dapat berdiri kokoh, dibandingkan dengan metode konstruksi tradisional yang memakan waktu berbulan-bulan.
Teknologi ini juga lebih hemat biaya, karena penggunaan bahan bangunan yang lebih sedikit dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
Tidak hanya itu, rumah beton tiup ini juga dianggap lebih ramah lingkungan, penggunaan bahan yang minim serta limbah konstruksi yang berkurang membuat teknologi ini lebih berkelanjutan dibandingkan metode konvensional.
Hal ini sejalan dengan tren pembangunan yang semakin memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan. Ini dapat menjadi solusi hunian di masa depan, terutama bagi negara-negara berkembang yang menghadapi tantangan dalam menyediakan perumahan yang aman dan terjangkau.
Dengan potensi besar untuk diterapkan di berbagai wilayah, rumah beton tiup diharapkan menjadi inovasi revolusioner dalam industri konstruksi global.
(dna/dna)