Apa Bisa Bangun Rumah di Lokasi Rawan Pergerakan Tanah? Bisa, tapi Jangan Asal!

Apa Bisa Bangun Rumah di Lokasi Rawan Pergerakan Tanah? Bisa, tapi Jangan Asal!

ilham fikriansyah - detikProperti
Minggu, 22 Jun 2025 12:01 WIB
Pergerakan tanah di Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya
Rumah rusak akibat pergerakan tanah di Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya. Foto: Deden Rahadian/detikJabar
Jakarta -

Bencana alam pergerakan tanah telah terjadi di sejumlah daerah di Indonesia selama beberapa pekan terakhir. Salah satunya terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Mengutip pemberitaan detikJabar, sebanyak ratusan rumah rusak akibat bencana pergerakan tanah di dua desa di Kecamatan Pagelaran pada Rabu, (18/6/2025). Bahkan, terdapat 66 rumah yang mengalami rusak berat sehingga pemiliknya harus mengungsi.

Bencana ini tentu berdampak buruk pada bangunan dan infrastruktur. Bahkan sejumlah bangunan tidak dirancang untuk menahan fenomena tersebut. Alhasil bangunan seperti rumah akan retak hingga roboh dalam sekejap karena fondasi yang tidak kuat menahan pergerakan tanah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arsitek Denny Setiawan mengatakan, membangun rumah di daerah Barat dan Selatan wilayah Indonesia jadi tantangan tersendiri karena merupakan patahan gempa, sehingga rawan terjadi pergerakan tanah.

"Indonesia itu di bagian Barat dan Selatan utamanya ya, itu kan daerah patahan gempa ya. Daerah-daerah di mana ahli juga sudah menyimpulkan bahwa akan banyak pergerakan terjadi di tanahnya. Jadi, Pulau Jawa termasuk daerah-daerah yang sebenarnya termasuk rada rawan," kata Denny saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/6/2025).

ADVERTISEMENT

Meski berada di kawasan rawan terjadinya pergerakan tanah, masyarakat masih bisa membangun hunian asalkan memperhatikan sejumlah hal. Menurut Denny, salah satu hal penting yang wajib diperhatikan adalah melakukan penyelidikan kekuatan tanah atau sondir.

"Nah proses ini jangan pernah di skip atau diabaikan oleh pembangun bangunan karena ini akan berakibat fatal apabila pergerakan tanah terjadi," ujarnya.

Sedikit informasi, sondir adalah suatu jenis pengujian lapangan yang digunakan untuk memperoleh data tanah sesuai dengan kedalamannya. Sondir juga dapat menentukan fondasi apa yang cocok digunakan saat membangun sebuah bangunan, sehingga dapat menyesuaikan dengan pergerakan tanah yang terjadi.

Untuk menentukan fondasi dan kekuatan dari sebuah konstruksi terdapat satu bidang ilmu yang disebut ahli struktur atau biasa disebut konstruktor. Mereka dapat menghitung dan menentukan fondasi apa yang tepat untuk digunakan pada suatu bangunan menyesuaikan dengan kekuatan tanah yang ada.

Lebih lanjut, Denny mengatakan jika masyarakat masih bisa membangun hunian di lokasi yang memang terjadi pergerakan tanah. Akan tetapi, dibutuhkan pengamatan mendalam untuk mengetahui fondasi apa yang cocok dan kuat guna menahan struktur bangunan.

"Jadi kalau misalnya ditanya 'apakah kalau misalnya kita sudah tahu tanahnya bergerak apakah kita tidak bisa membangun rumah atau bangunan di situ?' Jawabannya oh tentu bisa. Cuma, memang kita harus bijak memilih fondasi apa yang kita mau pakai," pungkasnya.

Apabila sudah mendirikan bangunan di lokasi rawan terjadi pergerakan tanah, masyarakat masih bisa melakukan sejumlah pencegahan dengan melakukan suntik beton atau sering disebut juga injeksi beton. Proses ini memperbaiki struktur beton dengan cara mengisi celah atau retakan pada beton yang bertujuan untuk memperbaiki kekuatan fungsi beton.

Meski begitu, proses ini membutuhkan biaya besar dan tak menjamin 100 persen membuat bangunan jadi lebih kokoh. Denny mengingatkan lebih baik melakukan pencegahan sejak awal untuk meminimalisir terjadinya kerusakan bangunan akibat pergerakan tanah.

"Sebenarnya masih bisa dilakukan proses penyuntikan beton untuk memperkokoh atau memperkuat (bangunan). Tapi terus terang sebagai arsitek dan pelaku konstruksi saya menyarankan segala sesuatunya dipersiapkan dari awal. Sebelum mengobati lebih baik mencegah ya, bagaimana cara mencegahnya? Bisa mengikuti step-stepnya mulai dari sondir sampai ke penunjukkan ahli struktur yang tepat," ujar Denny.

"Bisa diobati tapi biasanya kalau mengobati lewat suntik beton dan lain-lain itu hasilnya jadi lebih mahal dan merepotkan. Tapi nggak menjamin juga karena kan sekali lagi beton baru dan beton lama belum tentu juga akan menyatu," pungkasnya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini

(ilf/das)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads