Kayu adalah salah satu material yang sering dipakai sebagai bahan dasar pembuatan furnitur di rumah. Pasalnya furnitur dari kayu memiliki daya tarik tersendiri. Bahkan limbah sisa-sisa kayu yang ukuran atau bentuknya terlihat susah dibentuk bisa dimanfaatkan menjadi furnitur baru yang nilainya bersaing dengan kayu baru.
Seorang pengusaha furnitur kayu dari Surakarta, Meka, beberapa tahun belakangan ini telah membuat banyak produk dari limbah kayu bekas produksi.
Dia setiap harinya memproduksi berbagai furnitur dan perlengkapan rumah tangga lainnya. Setiap produksi, pasti ada limbah kayu dari produksi sebelumnya. Sisa kayu yang masih bagus dia produksi lagi menjadi furnitur atau pajangan rumah. Mulai dari dudukan bangku, alas gelas, pajangan dinding, hingga kaki meja bisa dibuat dari limbah kayu ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya kan mereka bikin full kayu terus kemudian ada sisaan. Nah, sisaan kecil-kecil itu yang bisa kita produksi untuk bikin kerajinan. Misalnya, kayak stool ini kan punya dari potongan kayu. Nah, atasnya potongan kayu ini yang bisa dibikin kerajinan dari sisaan itu tadi," kata Putri mewakili Meka saat ditemui di International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) Indonesia Meubel & Design Expo di Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang pada Sabtu (14/9/2024).
![]() |
Jenis kayu yang sering digunakan adalah kayu jati karena kualitasnya yang juara dan jenis ini mudah ditemukan. Termasuk dengan produk dari limbah kayu, biasanya Meka hanya memakai Jati. Sebab, setiap jenis kayu memiliki tekstur yang berbeda.
Namun, ada produk yang memang sengaja dia campurkan 3 jenis kayu yang berbeda yakni dari kayu jati, mahoni, dan pinus. Perbedaan jenis kayu tersebut menciptakan motif pada produk karena ada perbedaan warna yang mencolok di antara ketiganya sehingga tampilannya lebih menarik.
![]() |
Apabila pelanggan tidak ingin membeli furnitur dari kayu Jati, dia akan merekomendasikan 3 jenis kau lainnya yang tidak kalah awet yakni Mindi, Mahoni, dan Suar.
"(Selain Manggur) Mindi, Mahoni. Tingkatannya (kayu paling bagus) Jati dulu, terus Mindi, Mahoni, baru Suar. Kalau outdoor, pilihannya Jati. Kalau Suar indoor, indoor-outdoor sih, Mindi," sebut Meka.
Putri menambahkan selain limbah kayu jati, akar-akar kayu jati yang bentuknya meliuk juga mereka manfaatkan. Salah satunya sebagai kaki meja.
"Paling kalau akar-akar (kaki-kaki meja) kayak gini ini dari ranting-ranting jati juga sih. Jadi, satu pohon utuh bagian besarnya kita buat produk besar, bagian kecilnya biasanya buat akar-akar kayak gini biasa," jelas Putri.
Produksi material daur ulang menurut Putri prosesnya jauh lebih panjang. Namun, hasilnya sepadan dan harga produksinya yang jauh lebih rendah dari furnitur yang dibuat dari kayu baru.
"Kalau dari (biaya) bahan awal produksi itu sebenarnya nggak terlalu jauh karena memang kalau recycle itu prosesnya lebih ekstra ya. Jadi kayak barang-barang kecil tapi kita harus gabungin. Kostnya lebih ke SDM tapi masih lebih murah daripada dari kayu utuh," bebernya.
Ada pun harga furnitur yang dipasarkan oleh Meka cukup beragam tergantung dengan jenis, bahan, dan tingkat kerumitannya. Sebagai contoh untuk kursi ruang tamu mulai dari Rp 1 juta, meja ruang tamu Rp 1,25 juta, lalu pajangan dari limbah kayu mulai dari Rp 500 ribu.
Meka biasanya memperkenalkan produknya melalui pameran karena dia pernah mencoba berjualan secara online, tetapi sedikit memutuskan membeli. Dia juga turut bergabung dengan program bantuan dari Dinas Koperasi UKM Perindustrian Kota Surakarta sebagai pelaku UMKM. Selama menjadi anggota, dia menerima banyak pelatihan di gedung Sri Kayu. Gedung itu merupakan pusat anggota Koperasi Mentari dan UMKM di Surakarta belajar dan mengembangkan bisnis meuble atau perabotan milik mereka.
Di sana tersedia mesin yang bisa digunakan oleh para anggota tanpa ada pungutan biaya apa pun sehingga setiap barang yang terjual, keuntungannya milik mereka sepenuhnya. Ada pun kayu-kayu yang mereka pakai jika jenisnya Jati berasal dari Perhutani.
Meka sendiri saat ini sudah dapat memasarkan produk furnitur kayu buatannya ke Jakarta. Selain pasar lokal, dia juga memiliki pelanggan di negara lain seperti Eropa dan Arab Saudi. Furnitur yang ramai diminati oleh pelanggan mancanegara adalah perlengkapan rumah yang ukuran kecil seperti mangkok atau cangkir.
"Banyaknya kecil-kecil. Kalau kompot-kompot kecil. Tapi ada juga barang kayak konsum, meja, gitu ada. Kalau dia (barangnya) besar, paling dia minta 5 pcs atau 10 pcs. Kalau kecil misalnya 50 pcs, ada 100 pcs," ucapnya.
(aqi/dna)