Perubahan warna Patung Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) belakangan ini sudah mulai terlihat. Perubahan tersebut memang tidak terjadi sekaligus, sehingga bilah-bilah garuda saat ini belum berwarna hijau merata.
Perancang Istana Garuda di IKN, Nyoman Nuarta mengatakan perubahan warna membutuhkan waktu. Timbulnya warna hijau pada patung ini merupakan hasil oksidasi yang disebut patina.
Patung tersebut menggunakan bahan kuningan yang sebenarnya secara alami dapat berubah menjadi warna hijau dengan sendirinya. Proses alami tersebut bisa berlangsung lama, bahkan sampai 15 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Perubahan warna) Itu memerlukan waktu, pewarnaan hijau itu datang dari asam. Kalau misalnya kuningan itu baru keluar dari pabrik kayak emas kuning, nah itu kalau dihijaukan oleh alam perlu waktu lama sekali. Kalau menurut catatan buku-buku itu 15 tahun," tutur Nyoman kepada detikProperti belum lama ini.
Untuk mempercepat proses perubahan warna, ia pun menggunakan cairan asam. Alhasil, bilah-bilah patung Garuda sekarang sudah banyak yang berubah warna menjadi hijau.
![]() |
Selain itu, penggunaan cairan asam diyakini dapat membuat warna hijau timbul lebih bagus dibandingkan dibiarkan berubah secara alami.
"Proses dia menghijau itu (secara alami) nanti ada belang-belang, jelek kelihatannya nggak rapi. Tapi kita seniman itu punya akal, yaitu dengan proses patina namanya. Proses patina ini dipercepat hijaunya dengan asam," ucapnya.
Meski sudah banyak berubah, Nyoman mengakui warna patung belum hijau merata. Ia menyebut sayap kiri patung Garuda masih memerlukan banyak perawatan dengan cairan asam. Pasalnya, bilah-bilah Garuda di bagian tersebut masih banyak yang belum berubah warna.
"Sekarang pun sudah mulai hijau tergantung lihatnya. Kalau dari samping sudah kelihatan hijau. Sayap sebelah kiri yang masih harus (lebih sering) dipulas (cairan asam) lagi (agar cepat hijau)," imbuhnya.
Selanjutnya, Nyoman mengungkapkan kendala yang dihadapi dalam proses pewarnaan Patung Istana Garuda. Ia menyebut pengolesan cairan asam terkadang tertunda kalau ada tamu yang datang ke istana karena tidak boleh ada pengerjaan.
Selain itu, perawatan patung membutuhkan waktu yang panjang karena ukurannya yang sangat luas sekitar dua kali besarnya lapangan sepak bola. Meski sudah berusaha mempercepat proses oksidasi, perubahan warna ini memang tetap membutuhkan waktu.
"Saya sekarang mempercepatnya ditambah lagi, dilapis-lapis lagi karena kelihatan masyarakat nggak sabar, yaudah kita percepat. Tapi perlu waktu tetap karena nggak mudah (pekerja) bergelantungan di atas (untuk mengoles cairan asam), itu tingginya 70 meter," ujarnya.
Lebih dari itu, cuaca di IKN kurang mendukung karena sering hujan. Hujan tersebut membilas cairan asam pada patung, sehingga memperlambat proses perubahan warna.
"Sekarang kebetulan IKN ini banyak hujan. Nah, itu kadang-kadang jadi kendala, nah pas cuacanya terang banyak tamu, kita nggak boleh kerja di situ, itu hambatan-hambatannya," imbuhnya.
Perawatan akan terus berlangsung hingga Oktober 2024 mendatang. Namun, Nyoman memperkirakan Patung Istana Garuda sudah bisa hijau merata pada akhir bulan September ini.
Tentunya dengan catatan proses pengolesan cairan asam dilakukan secara rutin tanpa halangan serta tidak ada hujan.
"Kalau akhir bulan ini (September) bagian depan (Patung Istana Garuda) sudah bisa hijau (semua)," pungkasnya.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.
Cara gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan lewat dengan di link ini.
(dhw/dna)