Beberapa waktu lalu, Patung Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur sempat dikritik di media sosial. Patung itu pernah disebut mirip kelelawar lantaran hitam legam, tapi kini sudah mulai berubah menjadi warna hijau.
Perancang Istana Garuda di IKN, Nyoman Nuarta pun menanggapi kritikan pedas itu dengan santai. Menurutnya, orang-orang berkomentar buruk karena belum pernah melihat dan merasakan langsung suasana Patung Istana Garuda di IKN. Justru orang luar negeri menilai patung tersebut bagus.
"Orang luar (negeri) semua bilang keren banget, ini orang kita malah (mengkritik). Jadi kalau menurut saya nggak usah dengar, biarlah. (Mereka) Nggak paham masalahnya, nggak pernah datang (ke IKN) tapi komentar," kata Nyoman kepada detikProperti, Selasa (10/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Nyoman menyebut masyarakat sekitar IKN yang sudah melihat bangunan secara langsung turut bangga, bahkan terharu dengan Patung Istana Garuda.
"Orang di sini udah bangga sekali. Orang di sana dia lihat langsung di sana (IKN). (Sedangkan) Ini kan yang ngomong (patung mirip kelelawar) ke IKN nggak, komentar mulu. Itu orang-orang yang sini bangga banget, banyak yang terharu menitikkan air mata. Ini temen-temen yang jauh belum pernah ke sana, nggak bisa ngebayangin. Nanti kalau ke sana baru (berkomentar)," ucapnya.
Ia mengatakan masyarakat perlu datang dan merasakan sendiri suasana di IKN. Setelah melihat langsung, maka masyarakat baru bisa memberi penilaian.
"Harus ke sana baru bisa komentar. Kalau nggak ke sana nggak ambience-nya Anda nggak bisa ngerasain suasananya," ujar Nyoman.
Soal warna, Nyoman mengatakan bilah-bilah Patung Istana Garuda sebenarnya sudah banyak yang berubah warna menjadi hijau, terutama pada bagian samping. Patung tersebut terus dilakukan pengolesan cairan asam berulang kali untuk mempercepat perubahan warna.
![]() |
"Kita kan sebenarnya perawatan (mengoles cairan asam) itu sampai Oktober kalau nggak salah. Jadi kita pelan-pelan, berulang-ulang (mengoles cairan asam). Nah ini kelihatannya ada hasilnya sudah mulai depan itu agak hijau. Kalau dari samping kelihatannya sudah hijau," jelasnya.
Namun, ia mengungkap bagian sayap kiri Garuda masih memerlukan banyak perawatan dengan cairan asam. Sebab, bilah-bilah Garuda di bagian tersebut masih banyak yang belum berubah warna.
"Sekarang pun sudah mulai hijau tergantung lihatnya. Kalau dari samping sudah kelihatan hijau. Sayap sebelah kiri yang masih harus (lebih sering) dipulas (cairan asam) lagi (agar cepat hijau)," imbuhnya.
Jika proses pengolesan asam dilakukan secara rutin tanpa halangan serta tidak ada hujan, Nyoman meyakini tampak depan Patung Istana Garuda sudah bisa berwarna hijau total pada akhir bulan September ini.
"Kalau akhir bulan ini bagian depan (Patung Istana Garuda) sudah bisa hijau," ungkapnya.
Saat ini, ia tengah menggencarkan proses pelapisan cairan asam agar patung tersebut lebih cepat berubah warna. Pasalnya, masyarakat tampak tidak sabar melihat hasil bangunan sesuai perancangan awal, yakni berwarna hijau.
"Saya sekarang mempercepatnya ditambah lagi, dilapis-lapis lagi karena kelihatan masyarakat nggak sabar, yaudah kita percepat. Tapi perlu waktu tetap karena nggak mudah (pekerja) bergelantungan di atas (untuk mengoles cairan asam), itu tingginya 70 meter," ujarnya.
Meski tengah mempercepat perubahan warna Patung Istana Garuda menjadi hijau, Nyoman mengatakan masih membutuhkan waktu karena proses percepatan tetap bergantung pada cuaca.
"Kalau dari saya sebenarnya sudah selesai kalau kita mau menunggu sabar perubahan itu. Tapi kan nggak sabar, yaudah kita percepat aja tapi perlu waktu tetap, cuacanya harus terang, panasnya harus cukup," pungkasnya.
(dhw/dna)