Patung Istana Garuda sejak awal dirancang berwarna hijau. Belakangan warna bilah-bilah Garuda sudah mulai terlihat jelas berubah warna dari gelap menjadi hijau.
Perancang Istana Garuda di IKN, Nyoman Nuarta mengatakan proses perawatan patung masih berlangsung. Perawatan tersebut dengan mengoleskan cairan asam untuk mempercepat perubahan warna. Ia pun menyebut bagian depan dan samping sudah mulai menghijau.
"Kita kan sebenarnya perawatan (mengoles cairan asam) itu sampai Oktober kalau nggak salah. Jadi kita pelan-pelan, berulang-ulang (mengoles cairan asam). Nah ini kelihatannya ada hasilnya sudah mulai depan itu agak hijau. Kalau dari samping kelihatannya sudah hijau," kata Nyoman kepada detikProperti, Selasa (10/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kenapa warna hijau dipilih sebagai warna Patung Istana Garuda dari sekian banyak warna yang ada?
Nyoman mengatakan warna hijau merupakan warna yang muncul secara alami pada bahan kuning. Ia ingin alam sendiri yang mewarnai patung tersebut, sehingga tidak perlu ada perawatan ke depannya seperti pengecatan ulang.
"Supaya kita tidak berpikir maintenance terus apalagi istana susah kan susah kalau ada tamu nggak bisa kerja kan. Kita pilih bahan yang oleh alam sendiri diwarna oleh alam. Nah, warnanya alam itu (kalau) terhadap kuningan itu hijau," jelasnya.
"Jadi warna nanti kalau didiamkan tidak usah kita ikut campur, alam yang mewarnai cuman perlu waktu panjang dia juga akan hijau gitu, artinya kita nggak perlu merawat lagi, bersihin catnya," tambahnya.
Adapun perubahan warna pada terjadi karena hasil oksidasi. Hasil oksidasi pada kuningan berwarna hijau, beda dari logam-logam lainnya.
"Itu yang depan itu kuningan karena harapannya nanti alam yang mewarnai dioksidasikan oleh alam dia akan keluar hijau. Nah, kalau pakai logam yang lain nggak bisa macam-macam kan (pilih warnanya)," tuturnya.
![]() |
"Kita pengen hijau supaya nggak perlu repot-repot nantinya. Nantinya nggak perlu ngurus banyak-banyak. Kalau kita pakai cat, ya setiap-setiap tahun pudar ngecat lagi kan? Kalau ini tambah bagus warnanya," imbuhnya.
Kemudian, Nyoman menjelaskan proses perubahan warna Patung Istana Garuda. Ia mengaku menggunakan cairan asam khusus untuk mempercepat proses oksidasi, yaitu dengan proses Patina.
"Proses dia menghijau itu (secara alami) nanti ada belang-belang, jelek kelihatannya nggak rapi. Tapi kita seniman itu punya akal, yaitu dengan proses patina namanya. Proses patina ini dipercepat hijaunya dengan asam," terangnya.
Tanpa pengolesan cairan tersebut secara rutin, maka prosesnya bisa berlangsung 15 tahun.
"Itu memerlukan waktu, pewarnaan hijau itu datang dari asam. Kalau misalnya kuningan itu baru keluar dari pabrik kayak emas kuning, nah itu kalau dihijaukan oleh alam perlu waktu lama sekali. Kalau menurut catatan buku-buku itu 15 tahun," ungkapnya.
Namun, kendalanya bila terjadi hujan, maka cairan asam akan terbilas, sehingga proses penghijauan terhambat. Proses ini akan lebih cepat bila cuaca panas.
Selain itu, pengolesan cairan asam terkadang tertunda karena ada tamu yang datang ke istana. Lebih dari itu, perawatan patung agar cepat hijau membutuhkan waktu lebih karena ukurannya yang sangat luas sekitar dua kali besarnya lapangan sepak bola.
"Nah, sekarang kebetulan IKN ini banyak hujan. Nah itu kadang-kadang jadi kendala, nah pas cuacanya terang banyak tamu, kita nggak boleh kerja di situ, itu hambatan-hambatannya," ucap Nyoman.
"Itu kan 20 ribu meter per square itu yang kita harus hijaukan, besar sekali, nah apalagi di atas. Waktu kita masuk itu ketiup angin lah sering nggak sempurna hasilnya," pungkasnya.
(dhw/zlf)