Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) masih terus dilakukan. Nantinya IKN akan menjadi ibu kota baru menggantikan Jakarta dan juga dapat jadi penggerak di kawasan sekitarnya.
Meski demikian, Eks Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro berharap pembangunan IKN tidak akan menjadi Jakarta kedua. Hal itu dalam arti pembangunan kota yang tidak terencana.
"Maksudnya Jakarta kedua dalam pengertian sumber pertumbuhan ekonomi sih nggak masalah, yang saya khawatirkan Jakarta kedua ini adalah kota yang tidak terencana dengan baik karena memang Jakarta keburu besar dan itu bukan salah gubernur tapi memang dari awal perkembangan Jakarta itu jauh lebih cepat dari pada kemampuan infrastrukturnya," katanya di Auditorium Kementerian PUPR, Rabu (14/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap pertumbuhan penduduk di sana akan mengikuti pertumbuhan ekonomi. Tak hanya itu, dengan dibangunnya IKN, perekonomian di wilayah sekitar IKN juga ikut terdongkrak.
"Pertumbuhan populasi tentunya kita harapkan nanti mengikuti pertumbuhan ekonominya," tuturnya.
Sementara itu, Dosen Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB, Prof. Tommy Firman mengatakan pembangunan IKN sebaiknya tidak tergesa-gesa. Ia mencontohkan seperti yang terjadi di Washington DC yang pembangunannya sekitar 75 tahun.
"Makin ke sini makin terlihat kalau ini pembangunan jangka panjang, tidak tergesa-gesa, jangan tergesa-gesa malah. Kita lihat di negara-negara sudah maju, di Washington DC itu juga udah mau 75 tahun atau 100 tahun, jadi ini pun juga demikian," tuturnya.
Ia pun menyarankan pemerintah terus melakukan evaluasi pembangunan IKN agar bisa lebih baik lagi ke depannya. Ia juga menyarankan untuk lebih mematangkan konsep IKN apakah hanya akan menjadi ibu kota atau menjadi kota yang multifungsi misalnya sebagai hub hingga pusat ekonomi. Jika demikian maka pembangunan Nusantara bukan hanya sebagai ibu kota baru saja melainkan sebagai kota baru juga.
"Fungsi ibu kota akan didorong tumbuhnya dengan fungsi kota, misalnya yang sudah berkembang seperti di Canberra atau Washington DC itu ekosistem sudah terbangun. Jadi ibu kota di situ, tapi juga sudah ada pusat-pusat untuk pelayanan, termasuk untuk convention, untuk hotel dan berbagai lainnya. Itu berkembang jadi suatu ibu kota yang utuh," ungkapnya.
"Kalau misalnya dikembangkan menjadi ibu kota atau dibentuk jadi kota baru di situ ada berbagai fungsi, di situ ada industri, super hub, macam-macam lagi. Nah ini jadi pertanyaan, nah ini mohon maaf kalau, mungkin saya salah ya, kalau saya mengatakan, kalau itu terjadi seolah-olah kita membangun lagi Kota Jakarta, exactly seperti jakarta, hanya skalanya lebih kecil," tambahnya.
Ia menuturkan, dalam pembangunan IKN ini sebaiknya dilakukan pengembangan pada wilayah-wilayah sekitar sehingga tidak membebani IKN dan pertumbuhan wilayah Indonesia Timur menjadi lebih merata.
"Kalau itu semua ditumplekkan di IKN, bagaimana dengan region lainnya? Kemaritiman mungkin bisa di Manado, Bitung, Sulawesi Utara, atau industri pertanian mungkin itu di Makassar atau Sulawesi Selatan secara keseluruhan. Jadi pembangunan yang merata di Indonesia Timur bisa dilakukan dengan cara seperti tadi," tuturnya.
(abr/zlf)