Gen Z telah memasuki usia bekerja. Kebanyakan dari mereka pergi ke kota untuk mendapat pekerjaan yang layak daripada di kampung halaman. Selama mereka bekerja di kota, pengeluaran mereka habis untuk biaya sewa tempat tinggal karena harga jual rumah yang mahal. Pengembang menyebut selain di perkotaan, Gen Z memiliki pilihan dengan membeli rumah di pedesaan.
Ketua Umum DPP APERSI, Junaidi Abdillah mengatakan harga tanah di pedesaan jauh lebih rendah dibandingkan di perkotaan. Menurutnya itu bisa memberikan masa depan bagi Gen Z.
"Tetapi kalau dia beli tanah-tanah di kampung, itu pasti akan jadi masa depan dia. Itu kepastian, kepastian tinggal dulu. Tapi kan rata-rata kan sewa, belum mau punya rumah karena rasa takut tidak tetap itu (belum mendapat pekerjaan tetap)," kata Junaidi di Kantor DPP APERSI, Jakarta pada Kamis (18/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini perkantoran menerapkan sistem probation atau masa percobaan dan penyesuaian bagi karyawan baru. Mereka akan dinilai kelayakannya sampai batas waktu yang ditentukan dalam kontrak awal. Jika dirasa cocok, perusahaan dapat menetapkan karyawan tersebut sebagai karyawan tetap.
Selama seseorang belum mendapatkan pekerjaan tetap, maka keuangan mereka tidak bisa diprediksi. Membeli rumah tidak akan dijadikan prioritas karena untuk bertahan di tanah rantau saja perlu usaha.
Baca juga: Gen Z-Milenial Serbu Rumah di Dekat IKN |
Melihat kondisi ini, Junaidi menyarankan jika nantinya sudah mendapatkan kepastian perihal ekonomi, sebaiknya dialokasikan pada tanah dan properti. Ambil yang harganya murah dan mudah dijangkau seperti di pedesaan.
Tanah di desa bisa menjadi aset di masa depan bagi mereka. Jika nanti daerah tersebut mengalami perkembangan, maka harga tanah di sana bisa melambung tinggi. Selain itu, tanah-tanah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai usaha, perkebunan, atau area komersial. Keuntungan yang di dapat bisa dipakai untuk membeli rumah di perkotaan.
Sayangnya, Gen Z banyak yang masih dihantui oleh ketidakpastian saat mereka sampai di kota. Salah satunya adalah kepastian status di perusahaan tersebut.
"Status pekerjaan itu berpengaruh ya untuk gen z. Kalau sampe dia berhenti di tengah jalan, maka itu membeli rumah di daerah tersebut akan menjadi beban," ungkapnya.
Maka dari itu, dia mendorong Gen Z terutama yang merantau untuk memikirkan opsi lain yakni menggunakan penghasilannya untuk membeli tanah di kampung halaman.
"Kadang-kadang, masyarakat yang sewa di sini pasti juga beli tanah di kampung. Nah PKWT ini bisa merealisasikan itu (punya rumah). Artinya beli rumah dulu di kampung, dia masih kerja di kota, pada saatnya dia akan kembali ke kampung, bisa ditempati," imbuhnya.
(aqi/aqi)