Bangun Gedung di RI Harus Pakai Baja Ber-SNI, Asosiasi Ungkap Tantangannya

Bangun Gedung di RI Harus Pakai Baja Ber-SNI, Asosiasi Ungkap Tantangannya

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Rabu, 10 Jul 2024 15:00 WIB
Ilustrasi besi siku, baja siku.
Ilustrasi Baja. Foto: Fanjianhua/Freepik
Jakarta -

Membangun bangunan di Indonesia harus sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI). Akan tetapi, dalam praktiknya ditemukan sejumlah tantangan.

Pelaku industri baja yang tergabung dalam Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) mengungkapkan berbagai tantangan dalam industri tersebut. Salah satunya adalah terkait standard material baja yang digunakan di Indonesia.

Ketua Dewan Pengawas ISSC, Ken Pangestu mengatakan bahwa material konstruksi yang digunakan di Indonesia harus berstandard nasional Indonesia (SNI) dan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi. Akan tetapi, terdapat kerancuan antara pelaksanaan dan aturan yang ada di Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kerancuannya adalah, adanya peraturan pemerintah yang sudah jelas dan tegas bahwa suatu proyek itu harus ber-SNI dan TKDN tinggi, tapi ada tabrakannya itu adalah standardisasi perencanaan dan pelaksanaan konstruksi baja nasional kita yaitu peraturan SNI spesifikasi untuk bangunan baja struktural dan SNI pelaksanaan bangunan gedung dan jembatan kita itu adalah adopsi identik dari AISC (American Institute of Construction)," ujarnya dalam SEMINAR NASIONAL & PAMERAN RANTAI PASOK KONSTRUKSI BAJA di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Ken mengatakan, saat ini standard desain bangunan di Indonesia masih mengacu pada AISC di mana material bajanya masih memakai standard American Society for Testing and Material (ASTM). Ditambah lagi, dimensi dan ukuran baja nasional masih mengacu pada standard Jepang, yaitu Japanese Industrial Standard (JIS).

ADVERTISEMENT

"Masalah ketiga, produsen baja nasional kita diketahui dimensi-dimensi dan ukurannya banyak yang mengacu pada JIS atau Japanese (Industrial) Standard. Jadi di sini ada tabrakannya ada 3, jadi kita-kita ini pelaksana kontraktor, atau kontruksi fabrikator di lapangan menjadi.. satu kendala masih banyak ditemuin spek-spek yang diminta itu spek-spek bukan SNI. Ini yang harus diperbaiki bersama," paparnya.

Masalah selanjutnya terkait kemudahan data, mulai dari material bangunan dari baja, besi, serta tenaga ahli.

Sementara itu, Ketua Dewan Penasehat ISSC, Purwono Widodo mengungkapkan salah satu tantangan di industri baja ini adalah green steel atau baja yang ramah lingkungan. Sebab, banyak negara khususnya negara-negara maju yang sangat ketat dalam membuat baja yang ramah lingkungan, terutama dari materialnya. Misalnya baja yang digunakan menggunakan hidrogen yang menggunakan energi listrik, maka sumber energi listriknya akan dicek apakah dari energi terbarukan atau tidak.

"Kemarin di pertemuan ASEAN didatangi Bank Dunia, sudah diworo-woro, 'hei para pemain baja, kamu kalau mau investasi baru atau invasi kami nggak kasih pinjaman kalau tidak green'," ujarnya.

"Bagi kami di industri baja ini merupakan sebuah tantangan besar dan kami sangat intens dengan pemerintah untuk duduk roadmapnya seperti apa," tambahnya.




(abr/dna)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads