Pasar Apartemen di Jakarta Lesu, Proyek Dekat TOD Juga Terpengaruh?

Pasar Apartemen di Jakarta Lesu, Proyek Dekat TOD Juga Terpengaruh?

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Rabu, 03 Jul 2024 17:00 WIB
Pertumbuhan harga harga hunian mewah di Jakarta pada kuartal II 2013 terus meningkat. Menurut Indeks Residensial yang dikeluarkan Jones Lang LaSalle Asia Pasifik, pertumbuhan harga hunian mewah di Jakarta melebihi Beijing.
Ilustrasi pembangunan apartemen. Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Jumlah keterisian unit apartemen pada kuartal dua di 2024 dinilai tidak mengalami kenaikan. Bahkan apartemen yang berada dekat dengan transportasi publik atau transit oriented development (TOD) pertumbuhannya tidak jauh berbeda dengan apartemen di wilayah lain.

Head Research Department Colliers, Ferry Salanto mengungkapkan apartemen di sekitaran TOD seharusnya lebih menguntungkan dari wilayah lain. Sebab, hunian ini bisa memangkas waktu perjalanan, tetapi pada kenyataannya tidak demikian.

"TOD idealnya harusnya lebih bagus daripada bukan TOD kalau secara logika. Tetapi kenyataannya nggak. Kita lihat proyek TOD yang dibuat BUMN tidak sebagus non-TOD," kata Ferry dalam acara Colliers Virtual Media Briefing pada Rabu (3/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau secara kemudahan aksesibilitas itu sebenarnya sebuah solusi. Para pembeli itu kan mempertimbangkan waktu daripada jarak, jadi tidak ada bedanya juga daripada apartemen biasa. Ini untuk jangka pendeknya ya," tambahnya.

Sementara itu, pertumbuhan apartemen di Jakarta secara keseluruhan menurut Ferry tidak ada peningkatan. Menurut Ferry ada beberapa faktor yang menyebabkan pertumbuhan apartemen stagnan.

ADVERTISEMENT

Pertama, dia mendapati banyak pengembang yang memilih beralih ke proyek rumah tapak. Mereka lebih memilih proyek yang cepat diselesaikan agar konsumen tetap mendapatkan insentif PPN DTP hingga akhir tahun.

"Setiap kuartal ada perubahan dari para pengembang. Yang mau saya highlight adalah mereka ingin menahan untuk membangun apartemen. Mereka lebih memilih rumah tapak. Salah satu alasannya bisa diselesaikan dalam waktu dekat sehingga insentif PPN DTP bisa dikejar," ungkap Ferry.

Kedua adalah masyarakat Indonesia lebih percaya membeli properti yang siap huni daripada masih dalam masa pembangunan.

"Selain ada kepercayaan dari konsumen membeli proyek yang sudah jadi. Mereka juga memanfaatkan insentif yang diberikan. insentif PPN DTP ini (apartemen) tidak setinggi dari transaksi landed houses (rumah tapak)," ujarnya.

Rata-rata harga jual apartemen di Jakarta sejak 2018 juga tidak jauh berbeda. Saat ini rata-rata harganya sekitar Rp 35,6 juta per meter persegi. Kenaikan harga apartemen di Jakarta biasanya dipengaruhi pada proyek yang tengah dibangun di sekitar area hunian.

"Pergerakan harganya tidak terlalu signifikan. Ini mencerminkan market secara keseluruhan harga pasar tidak bergerak sehingga tidak perlu ada kenaikan harga," pungkasnya.

Kemudian, untuk permintaan apartemen di pertengahan tahun 2024 ini mengalami penurunan. Menurut data Colliers jumlah penambahannya hanya mencapai 330 unit. Pertambahan ini pun setengahnya berasal dari proyek apartemen yang sudah beroperasi, bukan dari apartemen baru.




(aqi/dna)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads