Rusunawa Marunda cluster C jadi target penjarahan selama berbulan-bulan hingga aset bangunan seperti jendela, pintu, besi, dan kabel di 5 gedung banyak yang hilang. Meski sudah 7 bulan berlalu, hingga kini pihak pengelola belum melaporkan pelaku penjarahan karena tidak memiliki bukti.
"Belum, kita mau nyari barang buktinya juga sudah nggak ada. Kalau mau dibuat juga sidik jari sudah pada kehapus," kata Kepala Sub-Bagian (Kasubag) Keuangan unit pengelola rumah susun (UPRS) II Haposan saat ditemui detikProperti pada Rabu (19/6/2024).
Pelaku sulit ditangkap karena jumlah personel keamanan terbatas yakni hanya 18 orang. Mereka bertanggung jawab terhadap keamanan di 29 gedung Rusunawa Marunda blok A, B, C, dan D.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita punya tanggung jawab 29 gedung. Dengan keterbatasan anggota kami, mereka mungkin di sela-sela kami lagi melingkar (berkeliling), melakukan itu (penjarahan)," kata Kepala Sub-Bagian (Kasubag) Keuangan unit pengelola rumah susun (UPRS) II Haposan kepada detikProperti pada Rabu (19/6/2024).
Komandan Regu Rusunawa Marunda, Abidin Manandalani menambahkan keadaan diperparah karena listrik yang sudah diputus sehingga saat penjarah datang pada malam hari, semakin sulit melihat pergerakannya.
![]() |
"Malem kontrol, cuma dua orang kontrol. Kadang-kadang ada yang lempar batu. Posisinya kan gelap. Jadi kadang kita usir mereka kita pukul kagetin mereka karena udah gelap. Siang malem anggota di lapangan buat ngejar sana ngejar sini pelakunya. Cuma nggak ketangkep," tuturnya.
"Akses keluar itu sangat luas sekali, bisa dari samping, depan. Keterbatasan anggota kami yang memiliki tanggung jawab beberapa aspek yang menjadi tanggung jawab kita," tambahnya.
Abidin menyampaikan pihak pengelola telah berupaya memasang garis 'police line', menutup akses masuk tangga dan pintu masuk dengan seng dan besi setelah semua warga Rusunawa Marunda direlokasi. Hal ini bertujuan agar tidak sembarangan orang masuk dan menghindari terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan.
Bencana justru datang dari penjarah yang menerobos masuk ke Rusunawa Marunda cluster C dan merusak hampir seluruh bangunan.
"Kami sudah melakukan antisipasi sebelumnya, yaitu menutup semua pintu ke atas sampai ke tangga di setiap blok. Ada yang pake seng. Ada yang pakai besi sehingga akses ke atas tertutup," jelas Abidin.
Menurut Ketua RW dan mantan kepala keamanan Rusunawa Marunda, Jana Didi, setelah 455 keluarga direlokasi termasuk dirinya ke Rusun Nagrak, dia tetap terlibat dalam pengamanan di cluster C. Dia membenarkan jumlah personel keamanan yang terbatas yang membuat penangkapan pelaku jadi lebih sulit.
"Cepat atau lambat ini pasti habis, malingnya banyak. Anggota saya nggak ke cover. Kalau bisa dilepas-lepasinlah (aset bangunan) demi keamanan dan kenyamanan semua, biar nggak saling nyalahin. Kalau kita paksakan nahan ini nggak ke cover oleh anggota kita, bisa 'berdarah-darah'," ungkap Didi.
Didi menyebutkan ada 18 anggota keamanan di Rusunawa Marunda yang bertanggung jawab di 29 gedung. Setiap hari mereka dibagi dalam 3 shift yakni dari pukul 08.00-16.00 WIB, 16.00-00.00 WIB, dan 00.00-08.00 WIB dengan masing-masing 2 orang yang bertugas di 29 gedung. Pos keamanan dibangun di setiap cluster, tepat di depan pintu masuk kendaraan.
"Keamanan cuma ada 2, patroli 2 (orang). Keamanan kita ada 18 personel, nanganin blok C, blok A, blok b, blok D, yah nggak ke cover," ucap Didi.
![]() |
Perihal ketersediaan CCTV, Haposan mengakui semua gedung di Rusunawa Marunda belum dilengkapi dengan kamera pengawas. Menurut mereka, CCTV biasanya dipasang atas kehendak warga di masing-masing gedung. Maka dari itu, setelah bangunan dikosongkan dan listrik tidak berfungsi, tidak ada CCTV yang terpasang di dalam gedung.
"Cluster C nggak ada. Kalaupun ada di parkiran itu motor itu pribadi, swadaya masyarakat cluster C. Pengelola belum ada fasos, bahkan sampai saat ini 29 gedung belum ada semua. Kalaupun ada, swadaya masyarakat untuk mengamankan aset pribadinya dia kayak motor," jelasnya.
Pengelola menyebut pemasangan CCTV kemungkinan baru akan direalisasikan pada 2025. Sebelumnya CCTV tidak pernah masuk dalam anggaran mereka.
"Kendalanya (tidak ada CCTV) nggak tau, mungkin pada saat belum dianggarkan pada jaman Covid. Tapi kayaknya untuk 2025 kita udah rencanakan sih untuk pemasangan CCTV di sekitar lokasi," ujarnya.
(aqi/zlf)