Aksi penjarahan terjadi di Rusunawa Marunda sebulan setelah warga direlokasi ke rusun Nigrak dan Padat Karya. Salah satu warga yang masih menempati ruko di blok C3 bernama Ikhsan mengungkapkan penjarahan di Rusunawa Marunda mengingatkannya pada kerusuhan 1998.
"Peristiwa kemarin saya inget tahun 98. Inget peristiwa 98. Barang orang main diambil aja kayak barang nenek moyangnya aja," kata Ikhsan kepada detikProperti pada Rabu (19/6/2024).
Ikhsan sebelumnya adalah salah satu warga Rusunawa Marunda blok C3 yang pindah lebih dulu saat masa Covid-19 ke blok D. Sebelum pindah, dia telah membuka ruko kelontongan di C3 dan masih bertahan sampai sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berhubung waktu itu rembes, saya pindah ke D," ucapnya.
Dia tetap bertahan berjualan di Rusunawa Marunda Cluster C karena dirinya takut aset rukonya ikut dijarah. Selain Ikhsan, ada pula keluarga Adi yang masih berjualan di blok C3.
![]() |
"Saya juga kalau ngga bertahan rolling door saya juga nggak ada. Saya bertahan berdua karena dapet rekomendasi dari pimpinan UPRS itu, 'tinggali saja sampe sebelum dihancurkan'," ungkapnya
Kendati tetap bertahan di Rusunawa Marunda yang dikosongkan karena dinilai tidak layak oleh BRIN, Ikhsan tidak dikenakan biaya sewa dan bersedia pindah jika bangunan tersebut akan dihancurkan.
Selama itu, Ikhsan sering kali melihat aksi penjarahan yang dilakukan secara terang-terangan bahkan menimbulkan suara bising saat mereka membobol bangunan.
"Marah marah saya. Gua bentak-bentak anak-anak. 'Setan lu! Ganggu gua tidur aja'. kagak digubris," ujarnya.
Dia mengaku tidak pernah ikut campur karena sudah ada petugas keamanan Rusunawa Marunda yang berjaga. Meskipun sudah diperingati, penjarah di sana selalu datang kembali sampai seluruh aset bangunan habis.
![]() |
"Ada yang ngusirin, tapi nggak diladenin juga. Kabur sebentar doang. Selama ini belum ada yang ketangkep. Kalau kata ditangkep juga sampe di Polsek bisa pulang. Nggak ada ketegasannya aparat setempat," tutur Ikhsan.
Banyaknya penjarah yang datang, Ikhsan sampai mengenali beberapa wajah penjarah di Rusunawa Marunda yang dia sebut ada yang berasal dari daerah sekitar. Sebagian lainnya menurutnya dari luar daerah.
"Sebagian kenal (sama yang ngejarah). Iya (memang warga sekitar sana)," bebernya.
Beberapa barang yang diincar oleh penjarah diantaranya pintu, jendela, pintu kanopi, kabel, pipa paralon, hingga toren air.
"Tong tong yang di atas yang gede di atas, itu toren, diambil tapi nggak dibawa, diancurin. Di dalam tanah aja dikorek. Ada paralon, saluran air," sebutnya.
(aqi/zlf)