Kondisi Mal Depok Town Square (Detos) kini terlihat lebih sepi, jauh dari pemandangan saat sebelum pandemi. Jumlah pengunjung kini bisa dihitung jari dan terlihat di setiap sudut banyak ruko yang tutup. Setelah berdiri lebih dari 1 dekade, benarkah kondisi Mal Detos demikian?
Menurut pantauan tim detikProperti yang datang pada Selasa (21/5/2024), sekitar pukul 11.30 WIB, Mal Detos terdiri dari 5 lantai, yakni LG, G, UG, 1, dan 2. Pintu masuk Mal Detos terdapat di bagian depan dan belakang. Namun, pintu masuk utama sendiri berada di lantai G yang aksesnya mengarah ke Jalan Margonda. Siang itu, terlihat beberapa pengunjung masuk dari pintu utama menuju restoran cepat saji yang buka di dekat pintu masuk.
![]() |
Di lantai G ini, ruko-ruko dari bagian depan hingga sekitar eskalator di belakang terisi dan kebanyakan buka. Mulai dari ruko pakaian, perhiasan, Matahari Departemen Store, Mr DIY, dan masih banyak lagi. Di tengah lantai G juga terdapat panggung yang biasanya ada pertunjukkan pada malam hari atau akhir pekan menurut penyewa ruko sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari lantai G, terdapat akses menuju lantai LG, paling dasar. Di sini, terdapat Hypermart, tempat parkir motor, ruko pakaian, tempat refleksi pijat, penjual perabotan rumah tangga, studio foto, toko sepatu, food court yang kebanyakan tutup di bagian ruko pinggiran, hingga tempat bermain anak. Ruko-ruko di bagian tengah lantai LG terisi penuh, tetapi di bagian depan yang dekat pintu masuk utama justru banyak yang kosong.
Kemudian, menuju lantai UG. Di sini, terdapat pintu belakang yang terhubung dengan Stasiun Pondok Cina dan Universitas Indonesia. Selain itu, pintu masuk area parkiran mobil terletak di lantai ini. Di luar pintu masuk tersedia banyak kursi yang bebas untuk diduduki. Bahkan ada panggung mini untuk tempat live music. Pada siang hari di hari kerja memang tidak ada yang duduk di sana karena lokasinya di luar dan terik.
![]() |
Berbeda dengan pintu utama, jumlah pengunjung yang masuk dari pintu belakang lantai UG jauh lebih sedikit. Namun, ruko dari depan hingga di sekitar eskalator rata-rata terisi. Hanya saja pada bagian pinggiran dan pojok belakang gedung yang tutup. Jenis ruko yang buka di lantai UG diantaranya jasa pijat, percetakan, pedagang jam, pedagang baju, waralaba perabotan rumah, toko buku, jasa hias kuku hingga penjual makanan manis. Selama mengelilingi bagian belakang mal di lantai UG ini hanya terlihat 2-3 orang yang berbelanja. Selebihnya pengunjung langsung pergi ke atas.
Naik ke lantai 1, suasananya jauh berbeda dari 3 lantai di bawah. Mulai dari ruko depan sampai ke pojok belakang tidak ada yang buka siang itu. Bahkan yang biasanya di sekitar eskalator ada penjual pakaian, ini hanya 1 yang buka, itu pun berada di tengah gedung. Ruko yang buka hanya 4 unit di bagian pojok depan lantai 1. Ruko yang banyak dikunjungi adalah kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Depok. Terlihat sekitar 6 orang bergantian berdatangan ke kantor tersebut.
![]() |
Hal menarik dari lantai ini adalah terdapat area tempat duduk yang nyaman beserta meja di dekat eskalator belakang. Pengunjung bisa menggunakannya sebagai tempat bersantai, bekerja, atau beristirahat. Tetapi jumlahnya lebih sedikit dari yang berada di luar gedung mal.
Area ruko di sini sebenarnya cukup strategis karena dekat dengan eskalator. Namun yang berfungsi hanya eskalator naik dari lantai UG menuju lantai 1. Sementara eskalator menuju lantai 2 dan kembali ke lantai 1 tidak berfungsi lagi.
![]() |
Jika ingin naik ke lantai 2, pengunjung bisa melalui eskalator di area belakang. Kondisi lantai 2, jauh lebih ramai daripada lantai 1. Banyak ruko elektronik yang menjual ponsel, laptop, jasa service, dan aksesoris ponsel beroperasi. Beberapa toko terlihat sibuk, meskipun tidak terlihat pengunjung yang mampir. Padahal deretan ruko elektronik tepat berada di dekat eskalator.
Kemudian jika jalan ke tengah terdapat bioskop yang cukup luas. Di depan bioskop deretan ruko makanan tersebar di area food court Mal Detos. Jenis ruko makanan yang disewakan di lantai ini terdapat 2 macam yakni ruko tetap dengan dapur tertutup di pinggiran lantai 2 dan ruko dapur terbuka tepat di depan bioskop. Di antara deretan ruko tersebut banyak bangku tersedia untuk tempat makan pengunjung.
Di ujung kanan deretan ruko yang permanen, terdapat tangga yang mengarah ke tempat gym. Menurut pantauan kami, gym adalah tempat yang paling banyak dikunjungi di mal pada hari itu.
Terakhir, di area parkiran yang berlokasi di belakang mal dengan pintu masuknya dari lantai LG terpantau banyak kendaraan motor terparkir, meskipun tidak penuh. Begitu pula dengan parkiran mobil di lantai UG, setiap sekat terparkir mobil tetapi tidak masih banyak ruang parkir yang tersisa.
Kondisi Mal Detos saat ini, menurut para penyewa berbanding terbalik dari sebelum pandemi. Seorang penjual makanan di lantai 2 yang telah bekerja di Mal Detos selama 3 tahun, Nani Maryani mengatakan belum ada perkembangan dari jumlah pengunjung.
"Untuk 3 tahun ini belum ada perkembangan, setelah pandemi belum ada perkembangan, masih gini-gini saja," kata Nani saat ditemui detikProperti pada Selasa (21/5/2024).
Nani yang berjualan setiap hari di food court Mal Detos mengungkapkan waktu paling ramai pengunjung pada akhir pekan dari Jumat hingga Minggu. Pengunjung rukonya pun biasanya dari mahasiswa dan pegawai ruko sekitar.
![]() |
"Kalau hari weekend ramai sekali kalau di sini. Dari Jumat sore itu ramai. Keseharian yah seperti ini ya, kadang ramai pengunjung kadang tidak. Mungkin di jam-jam 12 ke atas atau jam 1 ke atas, mahasiswa atau yang main di Happy Kiddy," tuturnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Eja, salah satu karyawan taman bermain yang tidak ingin disebutkan nama tempatnya. Dia mengatakan sudah bekerja di sana sejak 2010 dan telah melewati berbagai kondisi Detos dari yang semula ramai kemudian mengalami penyusutan pengunjung sejak pandemi hingga saat ini.
"Awalnya rame terus sebelum pandemi emang udah rame. Pokoknya full terisi semua, semua tenant terisi gitu, cuma setelah ada pandemi langsung tutup semua," bebernya.
Begitu pula dengan Ida, seorang penjual jam tangan dan jam dinding yang telah 7 tahun berjualan di Mal Detos. Akibat mal yang sepi, kini omsetnya turun sampai 70%.
![]() |
"Pengunjung jauh banget (perbedaannya dari sebelum pandemi). Kalau dari omset aja kita udah menurunnya ada 70%. Dulunya saya tokonya 2 di sana (ujung lain di Mal Detos). Tapi karena pandemi kita tutup satu," ungkapnya.
Dihubungi secara terpisah, Marketing Communication Mal Detos, Ica menanggapi jika saat ini jumlah pengunjung di Mal Detos sudah semakin membaik.
"Seiring berjalannya waktu, visitor Mal Detos semakin membaik setiap harinya. Hal tersebut dikarenakan semakin bertambahnya juga tenant yang hadir di Detos serta akses yang mudah baik ke Universitas Indonesia, RS UI. maupun akses langsung ke Stasiun Pondok Cina," jelasnya.
Meskipun begitu, pihak pengelola tidak akan berpuas diri dengan peningkatan jumlah pengunjung ini. Mereka menyiapkan beberapa program manajemen untuk menarik pengunjung.
"Untuk daya tarik pengunjung, Detos berencana untuk menambah beberapa tenant F&B, juga fasilitas olahraga menarik lainnya selain mini soccer dan billiard. Dalam waktu dekat juga akan hadir venue baru yaitu Teras Kampus dengan konsep semi-outdoor dan akan dilengkapi dengan beberapa tenant F&B serta fasilitas menarik lainnya," pungkasnya.
(aqi/dna)