Properti di Bali Semakin Menjamur, Bisa Jadi Ini Faktornya

Properti di Bali Semakin Menjamur, Bisa Jadi Ini Faktornya

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Sabtu, 18 Mei 2024 10:45 WIB
Ilustrasi Hotel MotoGP
Ilustrasi properti di Bali Foto: (dok.Jelajahin.id)
Jakarta -

Pertumbuhan properti di Bali semakin lama semakin banyak. Ternyata, ada beberapa faktor yang membuat properti menjamur di Pulau Dewata itu.

Salah satunya karena banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Bali sehingga permintaan akan tempat penginapan, seperti vila, semakin banyak. Tak hanya itu, membangun vila di Bali juga bisa menghasilkan keuntungan yang cukup besar dalam waktu singkat.

CEO 99 Group Indonesia, Wasudewan mengatakan, Bali memang saat ini menjadi incaran favorit pengembang asing. Ia bercerita sempat bertemu dengan beberapa pengembang dari Ukraina, Rusia, dan Denmark yang menjual properti di Bali. Umumnya, properti-properti tersebut dijual ke orang asing lagi dibandingkan dengan orang lokal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bilang 'kenapa kalian nggak fokus ke lokal?', karena peminatnya cukup banyak dari Denmark. Dengan harga misalnya Rp 4-6 miliar ini cukup murah mungkin buat mereka. Fasilitas, kemudian eksotisme Bali dengan pricing tersebut itu mungkin worth it," tuturnya di Gedung Eightyeight, Jakarta Selatan, Jumat (17/5/2024).

"Banyak pengembang-pengembang di luar bangun vila 20-25 unit (di Bali) mereka justru tidak menargetkan lokal, 80% mereka memang sudah punya market di luar dan mereka membangun dengan pembiayaan sendiri," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Properti yang umumnya dibangun oleh pengembang asing yaitu vila. Beberapa daerah dengan peningkatan pembangunan properti di Bali antara lain Canggu, Uluwatu, dan lainnya.

Wasudewan mengungkapkan, banyak pengembang asing tertarik untuk membangun properti di Bali karena imbal balik yang didapatkan bisa lebih cepat. Jika dibandingkan dengan bisnis sewa properti di daerah lainnya, kata Wasudewan, biasanya keuntungannya sekitar 3-5%, namun jika dilakukan di Bali bisa belasan bahkan puluhan persen.

"Karena imbal balik saya beli vila misal dengan harga Rp 3 miliar, begitu vilanya jadi dengan mudah saya bisa mendapatkan okupansi 50% dan harga sewa per harinya bisa Rp 2,5 juta. Kalau kita hitung ini, setahun itu bisa dapat 11-12%, itu dengan okupansi hanya 50%, kalau bulan-bulan tertentu bisa sampai 80% seperti akhir tahun dan tengah tahun," ungkapnya.

Akan tetapi, hal tersebut sangat tergantung dari lokasinya. Semakin menarik suatu daerah, maka akan semakin banyak turis sehingga permintaan akan tempat penginapan juga semakin tinggi.

"Jadi kalau vila list hold, 25-30 tahun nanti bisa perpanjang lagi, dengan skema itu saja masih menguntungkan karena ada yang bisa balik (modal) dalam waktu 6-7 tahun. Kalau tadi (keuntungan) bisa dapat 12-15% dan setiap tahun harga sewa saya naikkan 10% aja berarti kan cukup waktu 6-7 tahun balik modal saya. Walaupun sisa (kepemilikan vila) saya cuma 18 tahun, tapi kan bisa diperpanjang," tuturnya.

"Artinya, ini nggak terjadi di kota di luar Bali di mana saya harus tunggu misalnya 15 tahun baru investasi saya balik. Itupun kalau misalnya suplainya (properti) nggak bertambah, kalau suplai bertambah kompetisi saya untuk mendapatkan penyewa kan semakin tinggi juga. Itu yang jadi plus minus untuk investor," sambungnya.




(abr/abr)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads