Bali merupakan destinasi pariwisata global yang memiliki keindahan alam lengkap baik dari panorama pantai, pegunungan, sungai, danau, hingga hutan yang memiliki iklim tropis hangat sepanjang tahun. Dari sisi budayanya Bali juga memiliki warisan budaya beragam mulai seni ukir, lukis, tari-tarian, dan sebagainya.
Berbagai keunggulan ini selalu menempatkan Bali masuk ke dalam daftar pulau terbaik di dunia. Situasi ini juga membuat pengembang percaya diri mengembangkan berbagai produk properti dengan mengoptimalkan potensi-potensi dari sisi pariwisata khususnya untuk kamar hotel hingga vila.
Pengembang PT Metropolitan Land Tbk (Metland) mulai mengoperasikan salah satu produk unggulannya Metland Venya Ubud yang berlokasi di Tegallalang, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Sebelumnya proyek ini bernama Royal Venya Ubud yang pembangunannya terhenti karena pandemi dan sekarang mulai dioperasikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahap pertama, Venya Villa Ubud menawarkan 19 unit vila dari total 54 unit dan 21 unit kamar hotel. Venya Villa Ubud merupakan bagian dari kawasan resort Metland Venya Ubud seluas 2 hektar dan proyek ini menjadi bagian dari konsolidasi unit hotel milik Metland ke dalam paying Metland Hotel Group.
"Ke depan kami akan terus memperkuat identitas dan brand Metland dan ini menjadi bagian dari strategi untuk memperluas jaringan hotel kami dengan penamaan menggunakan nama Metland yang konfigurasinya akan disesuaikan dengan kelas hotelnya. Untuk Metland Venya Ubud sendiri ada banyak kelebihan yang ditawarkan terlebih dengan lokasinya yang berada di pusat pariwisata dunia yaitu Pulau Bali," ujar Wahyu Sulistio, Direktur Metland, akhir pekan lalu.
Metland Venya Ubud merupakan komplek Suites dan Villa yang berada di lembah sungai Wos Desa Kelabang Moding yang memiliki keindahan dan keheningan alam Ubud. Saat ini ada 21 kamar suites yang okupansinya telah mencapai 90 persen dengan menyediakan fasilitas seperti Jinengku Pool and Bar, wedding chapel, co-working space, Beas Restaurant and Lounge, spa, reflecting pond temple, funicular, dan sebagainya.
Metland juga memasarkan unit vila dengan skema jangka panjang (long lease) hingga 25 tahun yang akan dikelola oleh Metland Hotel Group. Dengan lahan terasering bisa dihadirkan vila downslope untuk mengoptimalkan lahan yang memiliki kemiringan 45 derajat sehingga dari setiap unitnya bisa mendapatkan view alam yang optimal.
Vila ini juga ditawarkan untuk menjadi instrumen investasi yang menarik dengan konsep long lease. Ditawarkan seharga Rp2,9 miliar hingga Rp4,7 miliar, investor akan mendapatkan jaminan keuntungan atau return on investment (ROI) sebesar 8 persen selama dua tahun. Setelah periode itu investasinya akan floating dengan pembagian 60:40 antara pengelola dengan investor.
General Manager Business Development Metland Florentiano A. Batuna menjelaskan terkait potensi keuntungan berinvestasi vila di Metland Venya Ubud. Selain konsep produk yang unik dengan setiap unit memiliki private pool, Metland telah memiliki pengalaman panjang sebagai pengelola maupun operator hotel.
"Terlebih lagi unit vila yang kami tawarkan sudah jadi barangnya dengan average room rate (ARR) hotel di sini sebesar Rp1,4 juta per malam dengan okupansi 90 persen. Artinya, akan lebih mudah untuk mendapatkan okupansi dari unit vila dengan ARR Rp2,5 juta per malam. Dengan skema long lease juga akan lebih mudah mendapatkan calon investor dari asing," jelasnya.
Selain jaminan ROI sebesar 8 persen selama dua tahun dan floating 60:40. Investor juga akan mendapatkan 21 poin free untuk menginap. Diproyeksikan imbal keuntungan yang bisa didapatkan dari penyewaan vila akan berkisar 8-12 persen per tahun. Hal ini didukung dengan tingkat kunjungan wisata turis asing ke Bali meningkat lebih dari 22 persen setelah pandemi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, kunjungan wisata mancanegara periode Januari-Juli 2024 mencapai 3.553.947 dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebanyak 2.896.526 atau ada kenaikan mencapai 22,7 persen.
Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Bali menyebut, investasi asing di Bali mengalami pertumbuhan dengan penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp2,66 triliun pada kuartal pertama 2023. Data-data ini memperkuat fakta kalau bisnis penginapan khususnya untuk segmen mewah akan terus meningkat di Bali.
"Bali masih menjadi destinasi primadona baik domestic maupun mancanegara yang membuat kami sangat optimistis dengan produk ini. Kami juga memiliki pengalaman 30 tahun di bidang properti dan produk Metland Venya Ubud diarahkan untuk menjadi ikon baru di wilayah Ubub," imbuh Nitik Hening, Direktur Metland.
(dna/dna)