Bangunan yang berada di kawasan sekitar Stasiun MRT Jakarta mendapat kemudahan akomodasi transportasi umum yang lebih dekat. Maka dari itu, kawasan tersebut dinilai strategis. Namun usai ada IKN, beberapa bangunan akan mulai ditinggalkan terutama aset properti pemerintah. Lalu, bagaimana nasib kawasan sekitar MRT Jakarta jika banyak bangunan yang ditinggalkan?
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis MRT Jakarta, Farchad Mahfud kawasan di sekitar Stasiun MRT diprediksi akan tetap ramai meskipun nanti sudah ada IKN. Jakarta tetap akan jadi daya tarik dan banyak dikunjungi ke depannya.
"Prediksi saya akan tetap rame, itu juga terbukti dari event-event yang kami buat, selalu dihadiri banyak calon investor. Dan dia (investor) mungkin paham betul percaturan perkotaan, pembangunan perkotaan, jadi potensinya akan tetap ada, Jakarta akan tetap jadi daya tarik, apalagi sudah dicanangkan Jakarta sebagai kota global," kata Farchad saat ditemui di Wisma Nusantara Jakarta pada Kamis (16/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi kemungkinan ada aset lahan dan properti yang menganggur setelah ditinggal ke IKN, Farchad mengatakan itu kembali kepada kebutuhan pasar. Dia meyakini asalkan area komersialnya baik, maka aset lahan dan properti dapat dimanfaatkan.
Menurutnya, sebagai pengelola kawasan, MRT Jakarta bertugas melayani jika ada pengembang atau pihak lain ingin bekerja sama mengembangkan suatu kawasan di Jakarta terutama di sekitar Stasiun MRT. Dengan syarat, pengembang tersebut memiliki tujuan pembangunan yang jelas.
"Kuncinya adalah mau memanfaatkan seperti apa? Itu kan ada tahapannya ya, kalau arahan pemerintah itu, atau aset pemerintah ada tata caranya, ada tata aturannya. Kalau aset swasta lebih bebas. Aset pemerintah daerah sama dengan pemerintah pusat," jelasnya.
Baca juga: Masyarakat Kelas Pekerja Butuh TOD! |
Saat ini dia mengakui, selain proyek kawasan Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta yang tengah dikerjakan, belum ada pengembang yang menghubungi dan menyatakan tertarik memanfaatkan aset pemerintah di sekitar MRT Jakarta.
"Dari kami belum ada pengembang yang menghubungi kami atau mau memanfaatkan aset pemerintah. Tetapi sebagai pengelola kawasan kalau diminta masukan dan pendapat atau bantuan dukungan pelayanan, kita wajib memberikannya," ungkapnya.
Sementara itu, MRT Jakarta saat ini tengah berfokus pada pekerjaan proyek MRT Fase 2A Bundaran HI-Harmoni, Harmoni-Mangga Besar, dan Mangga Besar-Kota.
Selain itu, ada pula proyek TOD MRT Jakarta senilai Rp 1,5 triliun sedang on-going atau masih berjalan diantarnya Aspen Peak by Rumapadu di Fatmawati yang sudah masuk tahap konstruksi dengan progres 80%, Transit Plaza Karet Station di Dukuh Atas yang sudah di tahap perizinan dengan progres 56%, Thamrin Nine Pedestrian Tunnel Fase 1 & 2 di Dukuh Atas yang sudah masuk tahap konstruksi dengan progres 62%.
Proyek TOD MRT Jakarta ini berbeda dengan pembangunan konstruksi stasiun. TOD menyempurnakan sistem transportasi yang saling terhubung satu sama lain atau interkoneksi dengan tempat-tempat di sekitar Stasiun MRT.
(aqi/zlf)