Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dikenal berskala besar karena membuat kota baru sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Konsep yang diusung juga tidak main-main dan ramah lingkungan. Bahkan dikatakan pembangunan IKN butuh material tahan api alias refraktori.
Menurut Direktur Utama PT Benteng Api Technic (BAT Refractories) Ridwan, pembangunan proyek IKN banyak memakai material besi dan baja. Secara tidak langsung, hal ini mendorong permintaan kebutuhan besi dan baja di Indonesia meningkat ke depannya.
"Pasar refraktori di Indonesia diperkirakan akan mencatat CAGR sebesar 4,3% selama periode ini (2020-2026). Peningkatan produksi besi dan baja ditambah dengan meningkatnya permintaan akan konservasi energi telah diidentifikasi sebagai salah satu pendorong utama meningkatnya pasar refraktori di Indonesia," kata Ridwan seperti yang dikutip dari pernyataan tertulis pada Sabtu (4/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan penelitian dari 6wresearch.com, pasar refraktori (material tahan api) di Indonesia mencatat nilai pertumbuhan pengiriman sebesar 78,34% pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020. Refraktori adalah bahan tahan api yang digunakan pada berbagai tungku industri, smelter, kiln, reaktor, incinerator, dan sebagainya yang terkena suhu yang tinggi.
Saat ini Indonesia masih didominasi produk impor untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di pasar refraktori (material tahan api). Nilai impor produk refraktori (material tahan api) pada tahun 2021 sebesar US$204,63 juta atau setara dengan Rp 3,2 triliun (kurs Rp 16,006) sedangkan pada tahun 2017 sebesar US$151,06 juta atau Rp 2,4 triliun.
"Adanya kebijakan penerapan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) oleh pemerintah juga memberikan peluang yang semakin besar bagi produsen lokal Indonesia untuk semakin memberikan kontribusinya dalam memenuhi kebutuhan Refraktori dalam negeri, termasuk BAT Refractories," ungkapnya.
Berdasarkan data tersebut, Ridwan menyatakan permintaan produk refraktori dan insulasi di Indonesia ke depan akan semakin besar. Kebutuhan produk dan jasa di bidang refraktori dan insulasi yang diperkirakan akan meningkat seperti industri smelter, industri semen, industri pembangkit listrik, industri besi dan baja, industri pupuk dan petro. kimia, industri minyak dan gas, industri makanan dan minuman, dan lain - lain.
Sayangnya, perusahaan lokal yang bergerak di bidang ini masih relatif sedikit, salah satunya adalah BAT Refractories. Perusahaan lokal yang bergerak di industri refraktori ini telah dilengkapi dengan fasilitas produksi, peralatan uji laboratorium, dan memiliki tenaga ahli dengan 20 tahun pengalaman.
Mereka memiliki dua lini produksi utama yakni produksi beragam fire brick (bata tahan api) dengan kapasitas produksi sampai dengan 500 ton per bulan dan Monolitic Refractory yang memproduksi berbagai jenis bahan tahan api seperti semen castable dan gunning, plastic refractories, hingga semen mortar tahan api berkapasitas 800 ton per bulan.
"Sejalan dengan itu, BAT Refractories akan terus mengembangkan berbagai fasilitas dan berbagai sumber daya Perusahaan untuk terus meningkatkan kapasitas, kualitas dan daya saing produk dan jasanya sehingga bisa mengambil alih pasar refraktori nasional yang masih didominasi oleh produk impor, dan lebih luas lagi untuk merambah ke pasar internasional," ujarnya.
(aqi/aqi)