×
Ad

Pengembang Happy Harga Jual Rumah Subsidi Naik

Almadinah Putri Brilian - detikProperti
Rabu, 05 Jul 2023 08:01 WIB
Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Jakarta -

Terbitnya Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR Nomor 689/KPTS/M/2023 tentang Batasan Luas Tanah, Luas Lantai, dan Batasan Harga Jual Rumah Umum Tapak dalam Pelaksanaan Kredit/Pembiayaan Perumahan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, serta Besaran Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan membuat para pengembang happy.

Pada intinya, aturan yang telah ditandatangani Menteri PUPUR Basuki Hadimuljono pada 23 Juni 2023 itu menetapkan adanya kenaikan patokan harga jual rumah subsidi. Pasalnya, sudah hampir 3 tahun harga jual rumah subsidi tidak naik.

Wakil Ketua Umum Koordinator DPP Real Estat Indonesia (REI), Moerod mengatakan pihaknya sangat senang dengan kabar tersebut. Menurutnya, hal itu sudah sangat dinantikan oleh para pengembang.

"Tentunya itu hal yang sudah ditunggu-tunggu dan diperjuangkan selama ini oleh teman-teman pengembang, khususnya REI, karena memang sudah 3 tahun harga rumah subsidi yang ditetapkan pemerintah tidak ada kenaikan, sementara harga material naik terus," tuturnya kepada detikcom, belum lama ini.

Moerod menuturkan, dengan keluarnya aturan tersebut sangat membantu para pengembang. Terlebih, sudah ada harga jual rumah subsidi untuk tahun 2024, sehingga memudahkan para pengembang dalam menyusun rencana ke depannya.

Dengan aturan baru tersebut, kata Moerod, dapat membantu program pemerintah dalam pengadaan rumah untuk MBR. Dikatakannya, aturan dari Kementerian PUPR ini saangat dinanti karena aturan sebelumnya sudah terlbih dahulu terbit yakni Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 60 Tahun 2023.

Senada, Sekretaris Jenderal REI, Hari Ganie menuturkan para pengembang perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR sangat senang dengan adanya aturan baru tersebut.

"Akhirnya setelah 3,5 tahun kenaikan itu keluar. Kita tentunya, alhamdulillah, senang ya itu keluar karena selama ini kan, apalagi gara-gara covid kemarin itu, kenaikan material juga sudah luar biasa, banyak pengembang yang tidak aktif menjual rumah MBR, untuk masyarakat berpenghasilan rendah, karena tekor kalau dia jual. Materialnya lebih mahal daripada harga jualnya," ungkapnya kepada detikcom.

Ia mengungkapkan, apabila ada pengembang yang menjual MBR itu hanya untuk membayar cicilan ke bank dan menutup biaya operasionalnya saja. Belum memberikan keuntungan untuk para pengembang.

"Intinya mereka nggak mau jual karena rugi, mereka menunggu harga barunya terbit, dan akhirnya kemarin terbit. Kita senang lah itu keluar," pungkasnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork