Jika kamu perhatikan, bentuk bangunan Masjid memiliki ciri khas yang pada bangunan biasa tidak ada yakni atapnya berbentuk kubah. Atap tersebut berbentuk bundar besar dan melengkung ke luar. Lalu, di atasnya terdapat simbol bulan sabit atau bulan sabit dan bintang.
Pasti banyak di antara kalian, bentuk kubah ini merupakan arsitektur Islam yang biasa ditemukan di Timur Tengah. Ternyata, pada kenyataannya tidak ada bukti konkret yang membuktikan kubah adalah ciri khas arsitektur Islam. Sebaliknya, dalam Islam justru memberikan kesempatan kepada umatnya untuk menentukan pilihan-pilihan fisiknya.
Lantas, dari mana asal usul penggunaan kubah pada bangunan Masjid?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatan detikcom, kata kubah berasal dari bahasa latin, yakni domus yang bermakna rumah. Orang-orang Arab sendiri menyebut kubah sebagai qubba atau kubba. Kata ini diambil dari bahasa Suriah yang berarti bangunan setengah lingkaran.
Pemakaian kubah pada arsitektur bangunan memang sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum lahirnya Islam. Pada saat itu, banyak bangunan di Mediterania yang memakai kubah sebagai atapnya.
Pencetus penggunaan kubah pada masjid pertama kali dilakukan Masjid Qubbat as-Sakhrah pada abad ke-7 berdasarkan buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El-Fikri. Pembangunan masjid dimulai saat Yerusalem jatuh ke dalam kekuasaan Islam pada era Khalifah Umar bin Khattab. Pembangunannya dilakukan setengah tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Lokasi pembangunannya berada di tengah-tengah kompleks al-Haram asy-Syarif, Masjid al-Aqsa, Kota Yerusalem.
Pembangunan Masjid Qubbat as-Sakhrah dilakukan oleh dua orang muslim dari Palestina, yaitu Raja' bin Hayat dari Bitsan dan Yazid bin Salam dari Yerusalem. Khalifah Abdul bin Marwan memprakarsai pembangunan masjid yang terdiri atas tiga tingkatan. Tingkatan pertama dan kedua tingginya mencapai 35,3 meter, sementara secara keseluruhan ketinggian masjid mencapai 39,3 meter.
Masjid tersebut kini dikenal dengan nama Masjid Kubah Batu atau Dome of the Rock. Bentuk kubahnya sendiri banyak dipengaruhi oleh arsitektur Bizantium. Keunikan dari Masjid ini adalah di bawah kubah tersebut terdapat batu suci yang disebut sakhrah muqaddasah. Batu ini merupakan saksi Nabi Muhammad SAW melakukan Mi'raj.
Di sisi lain, sebagian ahli sejarah berpendapat bangunan yang menggunakan kubah untuk pertama kalinya berasal dari Suku Eskimo yang tinggal di Alaska, Kanada, atau Greenland.
Kelebihan Bentuk Kubah pada Arsitektur
Saat ini menemukan bangunan dengan kubah terutama di masjid menjadi hal yang wajar. Bahkan ada beberapa masjid yang memiliki lebih dari satu kubah. Ukurannya pun tidak sama, ada yang besar dan ada pula yang kecil.
Selain bentuknya yang unik, ternyata kubah juga memiliki kelebihan daripada bentuk atap lainnya. Menurut pakar arsitektur bangunan, Jeffrey o Hill, kubah dapat memberikan efek luas pada rumah dan membantu sirkulasi udara menjadi lebih baik.
Kemudian, masjid dengan kubah memberikan tampilan yang indah dan megah pada bangunan tersebut. Arsitektur kubah pun dianggap sebagai bentuk atap yang ideal, terlihat fleksibilitas, banyak manfaat, dan keunggulannya.
(aqi/aqi)