Mengulik Arsitektur dan Sejarah KBRI di Washington DC yang Didatangi Sri Mulyani

Mengulik Arsitektur dan Sejarah KBRI di Washington DC yang Didatangi Sri Mulyani

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Selasa, 08 Okt 2024 06:00 WIB
Sri Mulyani saat kunjungan ke KBRI di Washington DC.
Sri Mulyani saat kunjungan ke KBRI di Washington DC. Foto: Tangkapan layar/Instagram @smindrawati
Jakarta -

Menteri Keuangan, Sri Mulyani membagikan cerita saat mengunjungi Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington DC. Selain berkunjung, ia juga menyempatkan untuk berfoto di beberapa tempat di bangunan tersebut.

"Ini adalah bagian dari Kekayaan Negara Republik Indonesia. Kedutaan Besar Negara Republik Indonesia di Washington DC - USA," tulis Sri Mulyani melalui Instagramnya @smindrawati seperti yang dikutip Senin (7/10/2024).

Dilihat detikcom, bangunan KBRI di Washington DC memiliki arsitektur yang megah dan antik, mirip dengan bangunan-bangunan tua di Eropa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Interior KBRI Washington DC memakai perpaduan warna krem, cokelat, hingga merah bata. Hal menarik dari interior ini adalah lukisan di bagian langit-langit ruangan yang menampilkan gambar 'peri' atau makhluk bersayap yang sering disebut dalam mitologi sastra dan seni yang berkembang di sana.

Ia juga berfoto di samping sebuah lukisan. Diketahui di dalam KBRI Washington DC memang menyimpan beberapa lukisan indah yang berhubungan dengan sejarah Tanah Air seperti lukisan Jenderal Sudirman dan Pangeran Diponegoro yang menaiki kuda.

ADVERTISEMENT

Sri Mulyani saat kunjungan ke KBRI di Washington DC/Tangkapan layar/Instagram @smindrawati Foto: Tangkapan layar/Instagram @smindrawati

Tidak lupa, Sri Mulyani bersama rekannya berfoto di tangga legendaris yang disebut-sebut pernah ada penampakan arwah Evalyn muda di sana. Evelyn merupakan mantan pemilik rumah tersebut. Meskipun begitu, tangga ini adalah spot foto wajib bagi para tamu yang berkunjung ke KBRI di Washington DC.

Dilansir detikNews, tangga ini berlokasi si depan Presidents Room yang merupakan akses ke lantai 2. Tangga ini terbuat dari kayu mahoni berbentuk Y yang meliuk indah. Pada lantainya dilapisi karpet, sementara pegangan tangga berwarna coklat tua yang mengkilap.

Patung dua penari Roma berdiri di persimpangan tangga, seperti siap menyambut kepulangan tuan rumah atau siapapun tamu yang datang berkunjung. Tidak jauh dari tangga ini, terdapat 2 lukisan pahlawan Bangsa Indonesia yakni Jenderal Sudirman dan Pangeran Diponegoro.

Tampilannya yang unik dan antik ini, tentu bukanlah bangunan baru. Sebelum digunakan sebagai kedutaan besar, bangunan ini pernah dihuni oleh warga sipil.

"Dulu adalah Walsh-McLean Mansion. Gedung megah indah di 2020 Massachusetts Avenue, NW - USA," sebutnya.

Sri Mulyani menyebutk gedung tersebut telah dibangun sejak 1903 dan dibeli oleh Indonesia pada 1951. Dia menegaskan bangunan tersebut harus selalu dijaga dan dipelihara didukung dengan uang negara.

"Sewaktu di Washington DC - saya menyempatkan jalan kaki dan mampir menengok dan melihat kondisi dan keadaan salah satu Kekayaan Negara Republik Indonesia di Ibu Kota Amerika Serikat - Washington DC yaitu Gedung Kedutaan Besar Negara Republik Indonesia. Gedung megah (mansion) yang dibangun 1903 dan dibeli oleh Republik Indonesia tahun 1951 ini harus terus dan perlu dijaga dan dipelihara - dengan dukungan Keuangan Negara," ucapnya.

Mengunjungi tempat yang bersejarah, rasanya kurang apabila tidak mengetahui sejarahnya. Sri Mulyani turut menyertakan sejarah singkat bangunan KBRI di Washington DC yang disebut memiliki 60 kamar.

Sri Mulyani saat kunjungan ke KBRI di Washington DC/Tangkapan layar/Instagram @smindrawati Foto: Tangkapan layar/Instagram @smindrawati

Rumah ini dahulunya milik seorang pengusahan kaya raya bernama Thomas Francis Walsh bergaya neo-Baroque pada tahun 1903. Dia adalah seorang pengusaha di bidang pertambahan emas di Colorado. Dia tinggal bersama istrinya Carrie Bell Walsh dan anak-anaknya. Keluarga kecil itu telah datang ke Amerika sejak 1897.

Untuk membangun rumah mewah tersebut, ia menunjuk arsitek New York, Henry Andersen untuk merancang tempat yang mengesankan bagi kaum elit Washington. Ditaksir, biaya pembangunannya mencapai US$835 ribu atau saat ini setara dengan Rp 13 miliar (Kurs Rp 15.731).

Biaya pembangunan ini cukup tinggi pada masanya. Bahkan Presiden Amerika Serikat tidak mampu membangun rumah super mewah tersebut. Memiliki 5 lantai, Thomas sampai memperkerjakan 23 karyawan. Tidak hanya itu, Thomas sampai berkeliling dunia seperti Belgia, Swiss, Prancis, hingga Persia untuk membeli perabotan rumahnya.

Kekayaan keluarga ini tidak hanya berhenti di Thomas, anak Thomas, Putri Evalyn menikah dengan Edward Beale McLean, seorang pewaris surat kabar Washington Post dan pemilik Hope Diamond, salah satu berlian termahal di dunia. Bahkan berlian ini, saat ini disimpan di Museum Washington DC.

Sebagai bangunan yang penuh sejarah, status gedung tersebut pun naik satu kelas. Dari rumah warga sipili biasa menjadi salah satu bangunan bersejarah atau cagar budaya di Washington DC sejak 1973 lalu.




(aqi/aqi)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads