Puisi-puisi Taufik Ismail Lintasi Zaman, Paling Banyak Diadaptasi

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Taufik Ismail di Istana Negara
Foto: Ray Jordan/detikcom
Jakarta - Sosok sastrawan besar Taufik Ismail hari ini berulang tahun yang ke-90. Namanya dikenal sebagai penyair Angkatan '66 yang syair puisi-puisinya paling banyak diadaptasi ke berbagai platform.

71 puisi buatannya dinyanyikan oleh musisi seperti Chrisye hingga Bimbo. Buku-bukunya pun masih terbit sampai sekarang.

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon bilang pengaruh nama Taufik Ismail sangat besar di ranah sastra Indonesia. Sejak dekade 1950an, ia sudah aktif nerbitin berbagai buku puisi hingga esai.

"Sepanjang waktu, Pak Taufik Ismail selalu hadir di tengah perubahan dan zaman. Datang dengan inisiatif merespons kondisi yang ada di Indonesia, puisi-puisinya juga yang paling banyak dibawakan di perlombaan puisi, lebih banyak dari WS Rendra," ucapnya di Kementerian Kebudayaan pada Rabu (25/6/2025).

Ia juga yang menginisiasi kehadiran Majalah Sastra Horizon dan belajar sastra ke sekolah-sekolah.

"Buku terakhir yang terbit saya kira juga demikian (bakal ada di sekolah-sekolah). Pak Taufik Ismail pernah juga mengumpulkannya di tahun 2008 yang kumpulan prosa," katanya.

"Puisi-puisinya paling banyak dilagukan atau dimusikalisasi," ungkapnya.

Taufik Ismail yang hadir, juga ucapin terima kasih atas perayaan nyeni dan sastra yang dibawakan oleh rekan sejawatnya. Di usia yang 90 tahun, ia minta doa akan kesehatannya.

Sekilas tentang Taufik Ismail

Taufik Ismail lahir dari pasangan A. Gaffar Ismail (1910-1998) asal Banuhampu, Agam dan Sitti Nur Muhammad Nur (1912-1982) asal Pandai Sikek, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Ia tumbuh dari keluarga guru dan wartawan yang suka membaca dan bercita-cita jadi jurnalis sejak masih SMA. HB Jassin yang mengkategorikannya sebagai Angkatan '66 gak buat dirinya senang.

Ia menulis buku kumpulan puisi di antaranya seperti Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia, Tirani dan Benteng, Tirani, Benteng, Buku Tamu Musium Perjuangan, Sajak Ladang Jagung, Kenalkan, Saya Hewan, Puisi-puisi Langit, Prahara Budaya:Kilas Balik Ofensif Lekra/PKI dkk, Ketika Kata Ketika Warna, Seulawah-Antologi Sastra Aceh, dan lain-lain.

Banyak puisinya dinyanyikan Himpunan Musik Bimbo pimpinan Samsudin Hardjakusumah, atau sebaliknya. Ia terkadang menulis lirik buat mereka.Taufik Ismail juga menulis lirik buat Chrisye, Yan Antono (dinyanyikan Ahmad Albar) dan Ucok Harahap. Menurutnya kerja sama semacam ini penting agar jangkauan publik puisi lebih luas.




(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO