The Assessment: Repotnya Ujian Buat Jadi Orang Tua
EDITORIAL RATING
AUDIENCE RATING

Sinopsis:
Mari kita membayangkan sebuah dunia masa depan yang penuh krisis. Yakni ketika sumber daya alam semakin menipis. Ketika manusia sudah overpopulasi dan tiap orang harus berebut air. Wajar jika jumlah manusia sangat dibatasi dengan ketat. Pasangan suami istri yang mau jadi orang tua harus diseleksi dulu.
Mia (Elizabeth Olsen) dan Aaryan (Himesh Patel) hidup di dunia seperti itu. Mereka sudah sangat merindukan buah hati. Oleh karenanya, mereka mengajukan permohonan untuk menjadi orang tua. Keduanya menjalani sebuah asesmen ketat oleh seorang asesor, Virginia (Alicia Vikander). Semua usaha mereka lakukan agar bisa disetujui otoritas untuk menjadi orang tua. Kira-kira, apakah keduanya lolos dalam asesmen ini? Apakah mereka layak menjadi orang tua?
Review:
Meskipun mengambil latar dunia dystopia, sebenarnya isu dari film garapan Fleur Fortune ini sangat realistis. Tanpa perlu menanti dunia menjelang krisis, isu overpopulasi memang begitu krusial. Bahkan, beberapa negara sudah ada yang berupaya untuk mengontrol peningkatan jumlah penduduknya.
Baca juga: Lilo & Stitch: Tetap Nakal dan Mengharukan |
Hanya saja, pengontrolan jumlah penduduk lewat sebuah asesmen ketat terasa begitu unik. Sebab, memiliki anak selama ini dianggap sebagai hak asasi. The Assessment sepertinya mencoba untuk memotret permasalahan ini dengan sudut pandang yang personal. Bagaimana rasanya jika untuk menjadi orang tua harus menjalani serangkaian tes?
Penonton bisa ikut merasakan repotnya asesmen ini. Mia dan Aaryan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sangat personal terkait latar belakang hingga urusan ranjang mereka. Urine sampai cairan sperma juga dicek. Banyak rangkain tes yang tentunya akan membuat tiap pasutri merasa sangat risih.
![]() |
Nuansa yang tidak nyaman itu berlanjut ketika Virginia melakukan role play sebagai anak-anak. Virginia dengan seenaknya membuat rumah berantakan. Mia dan Aaryan harus sebisa mungkin menaikkan batas kesabaran mereka. Tak boleh tersulut emosi dengan kelakuan Virginia yang 'ada-ada saja'. Semua ini dilakukan dengan harapan pasutri ini lolos asesmen.
Nuansa ini jelas tak bisa muncul tanpa tim produksi yang mumpuni. Bagian produksi film ini patut diacungi jempol. Gambaran dunia dystopia dalam The Assessment cukup tergambarkan. Dari model bangunan rumah futuristik, tanah gersang dengan pantai, sampai teknologi canggih di dalamnya.
Ceritanya pun dituturkan dengan tempo yang sangat pas. Tidak terlalu buru-buru. Penonton bisa mendapatkan 'world-building' yang cukup.
![]() |
Selain itu, akting Elizabeth Olsen memang hampir tak pernah mengecewakan. Sejak mengagumi aktingnya di Wanda Vision (2021) hingga His Three Daughters (2023), Elizabeth Olsen memang selalu mempunyai persona keibuan yang kuat. Emosi yang terpancar melalui mimik mukanya begitu natural, seolah ia tidak sedang berakting.
Sedangkan Alicia Vikander, ia mampu menghadirkan sosok asesor yang misterius dan sedikit creepy. Kamu mungkin teringat dengan sosok Esther di film Orphan (2009).
Benar saja, menjelang akhir, film ini menjadi sebuah drama thriller psikologi yang memilukan. Ada sedikit twist menarik. Tak ada kekerasan dan adegan gore, tetapi ia bisa bikin takut.
Setelah menonton film ini, saya pun memikirkan ulang makna menjadi orang tua. Ternyata menjadi orang tua bukan sekadar pilihan personal. Harapan dan keputusan untuk memiliki anak bisa menimbulkan dampak yang besar bagi orang lain. The Assessment bisa membawa kita pada diskusi menarik terkait childfree tanpa harus terjebak pada penghakiman benar atau salah.
Genre | sci-fi thriller |
Runtime | 114 minute |
Release Date | 21 March 2025 |
Production Co. | Number 9 Films augenschein Filmproduktion ShivHans Pictures Project Infinity Tiki Tane Pictures |
Director | Fleur Fortuné |
Writer | Dave Thomas Nell Garfath-Cox John Donnelly |
Cast | Elizabeth Olsen as Mia Alicia Vikander as Virginia Himesh Patel as Aaryan Minnie Driver as Evie |