Eltasya Natasha Curhat Kehilangan dalam Single Melankolis Terpatri

Penyanyi yang sebelumnya dikenal lewat ajang pencarian bakat ini memilih Hari Kasih Sayang, 14 Februari 2025, sebagai momen spesial untuk memperkenalkan lagu ini ke publik.
Tasya mengaku nggak butuh waktu lama buat menentukan lagu debutnya di SMEI. Begitu mendengar Terpatri, ia langsung merasa cocok.
"Dari beberapa lagu yang ditawarkan, aku langsung klik sama lagu ini. Prosesnya juga lumayan cepat, sekitar satu bulan dari workshop, rekaman, mixing, sampai akhirnya rilis," ujar Tasya.
Lagu ini merupakan karya dari David, Dewangga, Trakast, dan Andre Lizt, yang sukses menangkap emosi kehilangan dalam lirik dan melodinya.
Mengusung tema kehilangan, Terpatri menggambarkan seseorang yang masih belum bisa move on dari sosok yang pernah begitu berarti dalam hidupnya.
"Kata terpatri itu sendiri berarti melekat erat, jadi lagu ini tentang seseorang yang nggak bisa melupakan orang yang pernah hadir dalam hidupnya. Nggak cuma tentang pasangan, lagu ini juga bisa menggambarkan kehilangan keluarga, sahabat, atau orang-orang terdekat," jelas Tasya.
Sebagai pengagum Adele dan Olivia Rodrigo, Tasya merasakan pengalaman baru dalam menggarap lagu ini. Dibandingkan single-single sebelumnya, Terpatri lebih kompleks, terutama karena diiringi oleh full band dan diarahkan oleh Barsena Bestandhi sebagai vocal director.
"Ada tantangan tersendiri dalam mencari nada serta improvisasi yang pas. Aku ingin memastikan perasaan yang aku rasakan bisa sampai ke pendengar," tambahnya.
Bergabung dengan SMEI adalah salah satu impian besar Tasya.
"Aku bersyukur bisa belajar banyak hal di sini dan mendapat kesempatan untuk terus berkarya. Aku harap Terpatri bisa menjadi pembuka jalan untuk lebih dikenal di industri musik Indonesia," katanya.
(dar/dar)