Pidato Gal Gadot soal Israel di Walk of Fame

Kala itu ia masih berusia 23 tahun dan hanya bisa mengagumi betapa meriahnya situasi kala itu dengan beberapa orang tampil dalam kostum superhero, yang mana salah satunya adalah Wonder Woman.
Pada 18 Maret, Gadot berada di sana lagi, dan kali ini ia akan menerima bintangnya sendiri. Namun, bahkan setelah mengenakan kostum merah, hitam, dan emas Wonder Woman beberapa kali dalam film, aktris kelahiran Israel itu tampaknya tidak kalah terkejutnya dengan prospek diabadikan oleh kehormatan tersebut.
"Saya pikir akan butuh waktu sebelum saya menyadari bahwa itu nyata," ujarnya dilansir dari Variety.
"Saya rasa tidak akan pernah dalam hidup saya bermimpi untuk dapat menjalani perjalanan yang saya lalui, jadi saya sangat, sangat rendah hati, bersyukur, dan gembira."
Kesempatan itu pun dimanfaatkannya untuk bicara mengenai konflik Israel dan Palestina. Ia mengeluhkan cibiran publik padanya setelah membahas isu tersebut di media sosial
"Ada tantangan bagi orang-orang untuk berbicara di media sosial karena ada begitu banyak kebencian yang terjadi dan begitu banyak netizen dan begitu banyak orang yang marah yang mencari suatu tujuan," kata Gadot.
Meskipun ia mengakui pendapat selebritas dapat dianggap remeh, ia mengatakan advokasinya selalu berakar pada berbicara atas nama mereka yang tidak bersuara, bahkan ketika pernyataannya (dan peristiwa yang menginspirasinya) telah memicu reaksi yang memecah belah.
"Setelah 7 Oktober (2023), saya tidak akan bicara politik - karena siapa peduli dengan selebritas yang berbicara tentang politik? Saya seorang seniman. Saya ingin menghibur orang. Saya ingin membawa harapan dan menjadi mercusuar cahaya setiap kali saya mengatakan sesuatu tentang dunia," ungkap ibu empat anak itu.
"Namun pada 7 Oktober, ketika orang-orang diculik dari rumah mereka, dari tempat tidur mereka, pria, wanita, anak-anak, orang tua, penyintas Holocaust, mengalami kengerian atas apa yang terjadi hari itu, saya tidak bisa diam saja. Saya terkejut dengan besarnya kebencian, dengan banyaknya orang yang mengira mereka tahu padahal sebenarnya mereka tidak tahu, dan juga dengan betapa media tidak adil berkali-kali. Jadi saya harus angkat bicara."
Ia menegaskan kembali investasinya dalam isu-isu ini sangat pribadi.
"Saya bukan pembenci. Saya adalah cucu dari seorang penyintas Holocaust yang datang ke Israel dan membangun keluarganya dari awal setelah seluruh keluarganya terhapus di Auschwitz. Dan di sisi lain keluarga saya, saya adalah generasi kedelapan orang Israel. Saya penduduk asli Israel."
"Saya sangat mementingkan kemanusiaan dan saya merasa harus membela para sandera."
Namun, bahkan setelah mendapat kritik sesekali atas beberapa pernyataannya, dia menegaskan "ketika kompas Anda jernih, hati nurani Anda bersih. Saya tahu apa yang saya bela, dan saya tahu apa yang saya harapkan untuk dunia."
"Saya berdoa agar hari-hari yang lebih baik untuk semua orang. Saya ingin semua orang memiliki kehidupan yang baik dan kesejahteraan, serta kemampuan untuk membesarkan anak-anak mereka di lingkungan yang aman," lanjutnya.
Baca juga: Lahirnya Tren Baru Usai Ne Zha 2 Sukses |
Gal Gadot mengawali kariernya lewat seni tari sebelum akhirnya mulai jatuh cinta pada dunia seni peran.
"Saya menjadi penari selama 12 tahun, tetapi akting bukanlah sesuatu yang pernah saya tekuni," katanya.
"Setelah lulus, saya belajar hukum dan sebagai pekerjaan sampingan, saya menjadi model. Dan satu hal mengarah ke hal lain dan seorang sutradara casting untuk James Bond ingin menguji saya untuk gadis Bond (dalam 'Quantum of Solace)."
Dia tidak mendapatkan peran tersebut, tetapi tertarik pada akting selama proses audisi. Kecintaan itu pun tumbuh setelah menjadi bagian dari keluarga Fast and Furious bersama Vin Diesel.
(ass/dar)