Gaya Baru Manipulasi Plot di Jatuh Cinta Seperti di Film

Michael Kevin
|
detikPop
Jatuh Cinta Seperti di Film-film
Foto: Dok. IMDb
Jakarta - Plot adalah sebuah inti yang memegang jalannya cerita. Plot sendiri tercipta atas tulisan yang dikehendaki oleh sang penulis cerita yang mengatur bagaimana perjalanan karakter menghadapi masalahnya.

Plotnya jadi hal bias yang tidak tertulis namun terasa di saat cerita berjalan. Untuk itulah karakter di film, komik, maupun novel akan berjalan seperti apa adanya mengikuti dunia yang diciptakan seorang penulis dalam ceritanya.

Namun dalam beberapa anime ataupun komik ada beberapa karakter yang dapat mengubah jalan cerita dari dunianya. Entah itu merubah takdir atau realita, ataupun breaking the fourth wall yang menembus ke dimensi penulis ataupun penontonnya sendiri dan berinteraksi untuk mengubah ceritanya.

Pada Jatuh Cinta Seperti di Film Film, konsep ini digunakan sang karakter utama dalam menulis cerita yang berubah sedemikian rupa mengikuti pengalamannya yang kian berubah.

Konsep ini dirasa menarik dan masuk akal karena karakter utamanya sendiri adalah seorang penulis skenario film, dan film ini bercerita tentang seorang penulis skenario film yang menceritakan penulis skenario film yang menuliskan kisahnya sendiri.

Kompleks rasanya bila diceritakan tanpa menonton filmnya terlebih dahulu tapi, setelah menonton filmnya hal ini langsung dapat dimengerti.

Seperti di adegan awal saat Bagus (Ringgo) sedang pitching ide cerita kepada Pak Yoram (Alex Abbad). Visual seakan-akan mengikuti monolog Bagus yang menceritakan isi cerita nya.

Di sela-sela presentasinya, Pak Yoram menyela Bagus dan mengganti ceritanya dan disaat itu juga visual berubah seakan dikendalikan oleh siapapun karakter yang sedang bercerita.

Tak berhenti sebagai visual secara general, ada scene lainnya dimana manipulasi plot ini menyebabkan perubahan gerakan kamera di filmnya.

Di suatu adegan di motor galon, dimana Cheline (Sheila Dara) menggambarkan setiap shot dengan jelas, di saat itu juga pergerakan kamera mengikuti arahan dari cheline.

Film romcom yang gak seharusnya memerlukan pergerakan yang masif, diubah Cheline menggunakan drone yang berputar ke sana, kemari seperti film-film laga aksi.

Menariknya lagi, manipulasi plot ini gak berhenti di konsep kamera saja. Ada scene dimana Cheline menjelaskan editing yang menarik menurutnya tentang suatu peristiwa di film ini.

Cutting point yang awalnya tadinya lambat tiba-tiba naik intens mengikuti gaya bicaranya Sheline dan digambarkan secara visual.

Film ini benar-benar memberitahu ke khalayak bagaimana proses pembuatan film yang disampaikan berbagai karakter penggiat film. Karena itu film ini dirasa sangat cocok menggambarkan perspektif para filmmaker saat menontonnya.

Dengan bantuan manipulasi plot, sang sutradara seakan-akan menggambarkan visual di film ini mewakili visualisasi para film maker saat melihat suatu isu di kehidupan sehari harinya.


(tia/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO