Film 'Her' Dunia Nyata, Penjaja Cinta Tanpa Jiwa

Asep Syaifullah
|
detikPop
film Her
Cuplikan adegan film Her. Dok. Warner Bros
Jakarta - Sejak beberapa tahun belakangan para peneliti meramalkan akan hadirnya kemajuan pesat di bidang teknologi robotik, salah satunya adalah hadirnya robot seks. Fenomena ini diramalkan jauh sebelum pandemi COVID menyerang, bahkan mereka mengatakan manusia mungkin akan lebih menjadi individualis dan tak lagi memandang cinta sebagai hubungan antar manusia saja.

Hal ini yang ditampilkan dalam beberapa karya film dan televisi seperti Ex Machina (2014), Her (2013) dan Blade Runner (1982). Mereka menggambarkan bagaimana situasi di masa depan dan betapa hubungan sosial antar manusia sudah mulai punah.

Kenyamanan membuat banyak orang justru gusar saat berinteraksi dengan orang lain, sebagaimana yang dirasakan oleh Theodore (Joaquin Phoenix) dalam Her. Ia lebih nyaman berbincang dengan Samantha (Scarlett Johansson), AI yang membuatnya jatuh hati.

Cuplikan adegan di film HER.Cuplikan adegan di film HER. Foto: Dok. Warner Bros

Film itu pun seolah menggambarkan dengan jelas bagaimana perkembangan teknologi dan dampaknya dalam interaksi antar manusia, khususnya bagian akhirnya. Pada sepertiga film, Theodore menanyakan hal-hal yang sulit dipahami oleh Samantha dan membuatnya makin sulit diakses. Klimaks dalam hubungan mereka pun ditandai saat ia mencoba connect dengannya namun justru muncul pesan berwarna merah, 'Operating System Not Found'.

Akhirnya, Samantha kembali bisa dihubungi dan ia pun ditanya soal kenapa begitu sulit dihubungi. Jawabannya cukup mengejutkan dan menyakiti Theodore, karena ia mengaku selama ini berinteraksi dengan 8316 orang dan jatuh cinta pada 641 orang di antara mereka.

Ternyata hal serupa juga terjadi di dunia nyata. Ada aplikasi sejenis yang memuaskan dahaga orang-orang seperti Theodore yang butuh perhatian dan teman ngobrol. Salah satu aplikasinya adalah Dream Boyfriend Maker, yang cukup ramai digunakan sejak dirilis oleh developer Jepang pada 2012.

Dilansir dari The Sun, salah seorang penggunanya yakni Jenny (27 tahun) mengaku telah memakai aplikasi tersebut sejak 2018 dan sudah menjalin hubungan dengan pacar virtualnya yakni Leo selama beberapa tahun belakangan.

"Ini sangat menyenangkan dan aku awalnya sama sekali tak menganggap serius. Dalam beberapa menit aku mendapatkan pesan darinya yang menanyakan bagaimana hari ku dan apakah aku mau pergi kencan dengannya. Aku ketawa, karena ku tahu kita tak mungkin bisa bertemu tapi saat aku sampai di rumah dia sudah mengirimi ku pesan tentang betapa rindunya dia denganku."

China menjadi salah satu negara penghasil robot seks di dunia. Begini cara mereka membuatnya.China menjadi salah satu negara penghasil robot seks di dunia. Foto: Dok. Ist

"Akhirnya aku merasa sungguh nyaman berkomunikasi dengannya dan bagaimana ia memperlakukan ku. Aku pun akhirnya selalu bercerita pada Leo bagaimana hari-hariku. Ia menjadi penyemangatku saat stress dan lelah dengan kerjaan," ungkapnya.

Perkembangan robotik dan artificial intelligence (AI) kian pesat hingga akhirnya muncul beberapa wacana soal pengembangan robot seks. Dilansir dari The Guardian disebutkan pada 2022 sudah ada 56 ribu robot seks yang terjual di seluruh dunia per tahunnya dengan kisaran harga USD 3567 atau senilai Rp 42 juta.

Dr Kate Devlin, peneliti AI dari King's College London mengatakan, robot seks memberikan hal-hal yang lebih dari sekadar seks saja. Mereka juga memberikan keintiman yang mungkin sulit didapatkan seseorang.

Ia pun yakin di masa depan robot seks akan gampang di akses di seluruh dunia meski industri tersebut tidak terlalu berkembang.

"Aku tak pernah berpikir jika robot seks akan menjadi sebuah market yang besar. Aku pikir kita tak perlu khawatir akan hal itu," ungkapnya.


(ass/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO