Petualangan Eldar dan Elnur Berlanjut ke Buku Cerita Doppaland

Dalam buku tersebut, Eldar dan Elnur menemukan sepasang doppa atau topi khas Uighur yang cantik dan bisa dipakai oleh laki-laki maupun perempuan.
Saat peluncuran buku Doppaland di Gramedia Grand Indonesia, Guzelya Marisova yang merupakan keturunan Uighur-Prancis dan besar di dataran Kazakhstan.
"Doppa ini topi khas Uighur atau di Indonesia bisa saja disebut sebagai peci. Doppa bukan cuma aksesori tapi juga simbol warisan budaya yang kaya. Saya juga buat doppa yang dipakai oleh anak saya, Eldar," katanya pada Jumat (14/3/2025).
Dengan kekuatan magisnya, doppa membawa mereka ke dunia Doppaland, negeri penuh petualangan yang memperkenalkan mereka pada keindahan alam, sejarah, dan tradisi Uighur.
"Kalau ditanya mengapa harus menceritakan tentang muslim Uighur? Gak banyak orang yang tahu soal Muslim Uighur, tapi di sini saya gak mau ceritain tentang masa lalu kakek nenek buyut saya. Tapi lebih ke soal keindahan alam dan kekayaan budayanya," sambung Guzelya.
Buku Doppaland terinspirasi dari pengalaman personal Guzelya. Selama bertahun-tahun, ia melakukan riset mendalam tentang tanah leluhurnya.
Perempuan yang sudah tinggal di Indonesia menyadari ada budaya Uighur yang menjadi akar dan identitasnya. Buku ini pun diakuinya sudah dipikirkan sejak 2 tahun sebelum menerbitkan buku The Story of the Stolen Homes tentang anak-anak di Palestina.
Buku pertamanya yang ditulisnya dalam bahasa Inggris itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Zaskia Adya Mecca. Karyanya juga terbit dalam bahasa Prancis. Di buku kedua, Guzelya kembali menggandeng istri sutradara Hanung Bramantyo sebagai penerjemah buku.
"Aku juga gak nyangka akan diajakin yang kedua lagi, karena mungkin aku sering berisik oleh Palestiba. Aku pikir mau mengembangkan yang lain, jujur terharu. Terima kasih buat Guzelya," pungkasnya.
Buku Doppaland diilustrasikan oleh Agia Putri asal Bandung. Perempuan asal Bandung itu berhasil menghadirkan ilustrasi yang memukau tentang budaya Uighur.
(tia/ass)