Rayakan SeAbad Pram, 2 Buku Baru Pramoedya Ananta Toer Akan Terbit

Kabar cetak ulang dan penerbitan novel terbaru Pramoedya Ananta Toer diamini oleh putrinya, Astuti Ananta Toer.
"Untuk buku, khusus untuk 100 tahun Pram ada edisi khusus dengan cover berbeda. Kita akan menerbitkan ulang dan buku-buku yang belum pernah diterbitkan oleh Pram, yang selama ini disimpan di dalam kamarnya," kata Astuti Ananta Toer saat peluncuran SeAbad Pram di TIM, awal pekan ini.
Menurut putri sulung Pram dan Maimunah itu, ada sejumlah naskah yang sudah dipikirkan oleh keluarga besarnya untuk diterbitkan secara bertahap. Dia menyebutkan di antaranya Musim Kawin di Nusa Kambangan, Mata Pusaran, Wisata Sejarah hingga Yang Terserak dan Tercecer.
"Masih ada lagi, ya tapi bertahap gitu. Cetak ulang (buku-buku Pram) sama Lentera (penerbit Lentera Dipantara) juga," terangnya.
Usai peluncuran SeAbad Pram, Angga Okta Rahman yang merupakan cucu dari Pramoedya Ananta Toer pun menimpali omongan neneknya kepada beberapa awak media di TIM. Dia menyebutkan naskah yang sudah siap terbit ada dua yakni Mata Pusaran dan Musim Kawin di Nusa Kambangan.
Sayangnya ada beberapa hal kendala yakni pihak keluarga hanya memiliki dua sepertiga dari keseluruhan naskah Mata Pusara.
"Sisanya yang (dahulu) disita oleh Angkatan Darat. Kami masih belum tahu kabarnya," terang Angga.
Jika keluarga memiliki kembali naskah novel Mata Pusara, maka tebalnya akan melebihi Tetralogi Buru. "Tebal sekali itu, kami masih mengupayakan dan membicarakannya dengan pihak keluarga besar mau bagaimana soal penerbitannya," sambungnya.
Cetak ulang dan penerbitan buku-buku Pramoedya Ananta Toer diakui Angga masih ada dalam naungan penerbit Lentera Dipantara, yang bekerja sama dengan KPG (Kompas Gramedia Group) sebagai distributor.
Buku-buku Pramoedya Ananta Toer Langka
Angga juga menimpali isu-isu tentang buku-buku Pramoedya Ananta Toer yang sudah langka di pasaran. Lantaran alasan itulah, Pramoedya Ananta Toer Foundation ingin menerbitkannya ulang.
"Iya, buku-buku Pram akan dicetak ulang secara reguler. Kami tahu kalau langka di pasaran dan kosong, makanya harus dihadirkan lagi," katanya.
Langkah ini menyiasati kelangkaan yang buat karya-karya Pram dijual dengan harga terlampau tinggi di pasaran. "Inginnya cetak reguler dulu di awal-awal perayaan SeAbad Pram, tentunya ada edisi khusus perayaan 100 tahun yang dilaunching nanti di Blora. Kami juga memikirkan akan ada edisi ekslusif, tapi nanti di akhir (festival) Seabad Pram," tukas Angga.
Pramoedya Ananta Toer menulis lebih dari 50 karya sastra dan diterjemahkan ke dalam 42 bahasa asing. Sejak karya pertamanya terbit di 1949, namanya telah memperkaya khazanah kesastraan Indonesia.
(tia/pus)