Cerita Pramoedya Ananta Toer Pernah 'Tinggal Kelas' 3 Kali Saat Kecil

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pameran Jejak Langkah Pram di RBoJ Coffee, Buncit, Jaksel pada 1-31 Agustus 2019
Potret Pramoedya Ananta Toer di pameran Jejak Langkah yang digelar di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, pada Agustus 2019. Foto: Tia Agnes
Jakarta - Pramoedya Ananta Toer dikenal sebagai sastrawan yang melegenda. Lebih dari 50 karya sastra sukses diterbitkannya hingga diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa asing.

Di balik kepopuleran dan nama besar Pramoedya Ananta Toer, ada cerita di balik masa kecilnya. Hal tersebut diungkap putri Pramoedya Ananta Toer, Astuti Ananta Toer, usai jumpa pers festival SeAbad Pram di TIM, kemarin.

"Pram pernah tiga kali nggak naik kelas, sampai harus ulang tiga tahun lagi secara terus-terusan. Ya, Pram lemah secara fisik dan emosi juga," terang Astuti.

Perempuan yang akrab disapa Titi juga cerita karena kondisinya yang sampai tinggal kelas, Pram menangis namun tidak berani di rumahnya. "Pram lahir ke kuburan dekat sekolahnya, lalu goyang-goyangin pohon jarak di area kuburan," sambungnya.

Jumpa pers Festival SeAbad Pram digelar di Aula PDS HB Jassin, TIM, Jakarta Pusat, hari ini.Jumpa pers Festival SeAbad Pram digelar di Aula PDS HB Jassin, TIM, Jakarta Pusat, hari ini. Foto: Courtesy of Pradnya Paramita/ Titimangsa

Momen itu juga pernah diceritakan Pram dalam salah satu karya yang ditulisnya. Hal yang sama juga diungkap oleh salah satu panitia Festival SeAbad Pram, saat berlangsung jumpa pers.

Di gedung SMPN 5 Blora, nantinya bakal ada dramatic reading yang dibawakan oleh Komunitas Paseban dan siswa-siswanya. Sekolah itu tempat Pram kecil tumbuh, yang kebetulan kepala sekolahnya adalah bapaknya sendiri.

"Pram dimarahi bapaknya karena harus mengulangi sekolahnya. Dia merasa diperlakukan dengan tidak adil, menangis, sampai mengalami pencerahan di kuburan dekat sekolah tersebut. Ada pohon jarak di area makamnya," kata seorang panitia acara asal Blora.

Pada 6-9 Februari 2025 di Blora, Pramoedya Ananta Toer Foundation bekerja sama dengan Komunitas Beranda Rakyat Garuda menyelenggarakan #SeAbadPram, gerakan pekerja kreatif lintas generasi yang menghidupkan dan menyebarluaskan pemikiran, semangat, dan nilai-nilai dalam karya-karya Pramoedya Ananta Toer kepada generasi muda sepanjang tahun 2025.

Acara yang digelar mulai dari pemancangan nama jalan Pramoedya Ananta Toer, memorial lecture, diskusi, pameran cetak ulang buku-buku Pramoedya, screening film dan dokumenter, dramatic reading, pementasan teater, pemutaran film, pameran seni patung dan sketsa, dan di hari terakhir ada konser musik Anak Semua Bangsa yang menghadirkan sejumlah musisi nasional.


(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO