Sajian Istimewa Teater Koma, Pentaskan Lakon ke-230 'Matahari Papua'

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Pertunjukan Teater Koma Matahari Papua saat dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM.
Teater Koma pentaskan lakon Matahari Papua di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM, tadi malam. Foto: Courtesy of Bakti Budaya Djarum Foundation/ Image Dynamics
Jakarta -

Teater Koma menggelar pementasan terbarunya berjudul Matahari Papua yang berlangsung di Graha Bhakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat hingga 9 Juni 2024. Produksi ke-230 jadi sajian istimewa bagi grup teater tertua di Indonesia yang tahun ini menginjak usia ke-47 nih, detikers.

Gak sembarangan pertunjukan, lakon Matahari Papua adalah naskah istimewa karena beberapa hal. Hal tersebut diungkap oleh produser Teater Koma, Ratna Riantiarno di atas panggung sebelum lakon dimulai.

"Kami kembali ke Graha Bhakti Budaya, pementasan kedua kami di sini setelah gedung direnovasi. Naskah istimewa, naskah terakhir yang ditulis Nano Riantiarno," ucap Ratna pada Kamis (6/6/2024) malam.

Naskah Matahari Papua juga berhasil memenangkan Rawayan Award (Sayembara Penulisan Naskah Dewan Kesenian Jakarta 2022) yang dikirim secara anonim. Cerita yang sebelumnya berjudul Cahaya dari Papua kini diberi nama jadi Matahari Papua.

Pertunjukan Teater Koma Matahari Papua saat dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM.Pertunjukan Teater Koma Matahari Papua saat dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM. Foto: Courtesy of Bakti Budaya Djarum Foundation/ Image Dynamics

Ratna cerita sebenarnya naskahnya rampung di tahun 2020. Tim produksi Teater Koma juga sudah berdiskusi kecil-kecial buat penggarapannya dan niat dipentaskan pada November 2023.

"Sayangnya gak terwujud karena Pak Nano berpulang pada 20 Januari 2023. Sementara ini, sudah ada 3 produksi dan Matahari Papua gak pernah dilupakan," terangnya.

"Selalu ada rapat-rapat kecil, terutama sebelum Mas Idris Pulungan berpulang di 15 Agustus 2023. Tidak pernah ada titik, selalu ada koma. Diskusi selalu berjalan," kata Ratna.

Istri mendiang Nano Riantiarno itu juga bersyukur, karena jadwal pementasan Matahari Papua berdekatan dengan hari lahir dari suaminya pada 6 Juni. Hal itu pula yang bikin naskahnya jadi tambah istimewa nih, detikers.

"Inilah hasil kerja keras kami selama 2 tahun," ungkapnya.

Pertunjukan Teater Koma Matahari Papua saat dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM.Pertunjukan Teater Koma Matahari Papua saat dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM. Foto: Courtesy of Bakti Budaya Djarum Foundation/ Image Dynamics

Hal yang sama juga diungkap sutradara Matahari Papua, Rangga Riantiarno. Naskah yang sebelumnya berasal dari drama pendek pada 2014 ini sukses dipentaskan pertama kalinya di hadapan publik, tadi malam.

"Rasanya lega, senang sekali banyak khalayak luas yang sudah melihat. Mudah-mudahan lebih banyak lagi yang mau datang dan ingin nonton Matahari Papua karena kita gak hanya mau melihat ke luar tapi juga ke sekitar kita. Lakon ini mengajak kita melihat lebih dalam ke sekitar kita," tukasnya.

Pertunjukan Teater Koma Matahari Papua saat dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM.Pertunjukan Teater Koma Matahari Papua saat dipentaskan di Graha Bhakti Budaya (GBB), kompleks TIM. Foto: Courtesy of Bakti Budaya Djarum Foundation/ Image Dynamics

Buat detikers yang penasaran dengan lakon Matahari Papua, pementasannya digelar sebanyak 4 kali show yakni hari ini pukul 19.30. Berlanjut pada Sabtu (8/6) pukul 13.00 dan 19.30, dan Minggu (9/6) pukul 13.00 WIB. Tiketnya dibanderol Rp 175 ribu sampai Rp 975 ribu. Cus, buruan nonton detikers!




(tia/pus)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO