Teater Koma 'Matahari Papua', Kritik Naga Si Penguasa Papua

Tapi tahu gak sih detikers, setiap kali bikin lakon, Teater Koma gak pernah asal-asalan dan selalu all-out termasuk di produksi yang ke-230. Pertunjukan berjudul Matahari Papua segera dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, TIM, pada 6-9 Juni 2024 nih, detikers.
Uniknya cerita soal Matahari Papua mengambil mitologi Naga yang memang ada di dataran Papua. Sutradara Rangga Riantiarno ngomong ide sederhana ini ditulis oleh mendiang ayahnya, Nano Riantiarno.
"Dari cerita aslinya Biwar melawan Naga, karena itu menarik sekali (mitologinya), akhirnya kami reinterpretasi lagi," katanya usai jumpa pers di Galeri Indonesia Kaya pada Rabu (29/5/2024).
Sebenarnya, Rangga cerita ketika mitologi asal Papua ini dipertanyakan ulang oleh Teater Koma, maka mereka justru dapat pertanyaan lagi 'apakah Naga itu disebut juga Komodo'. Tapi sebenarnya ketika naskah ini pertama kali dibuat di 2014, mendiang Nano Riantiarno sudah bertekad membuatnya di versi panjang dan yakin bakal menyutradarainya. Tapi ajal menjemputnya.
Menurut Rangga, simbol naga itu juga jadi bahan kritikan. "Harusnya manusia berani melawan saya (Naga), tapi juga bisa ngomongin negeri lain lah," tuturnya.
Secara khusus, Matahari Papua bicara soal gagasan kemerdekaan. "Naga ini menguasai seluruh tanah Papua, naskah ini bicara soal kemerdekaan kita yang tentunya banyak menuntut merdeka dengan visi berbeda-beda. Apakah kita sebagai umat manusia sudah merdeka?" timpal produser Teater Koma, Ratna Riantiarno.
Nantinya, naga dalam Matahari Papua bakal ditampilin secara teatrikal dan dimainkan oleh 6 pemain loh detikers. Gak sembarangan, tapi Teater Koma juga nyiapin visual dan multimedia kekinian yang digarap oleh Deden Jalaludin Bulqini.
Penasaran seperti apa sih lakonnya? Pentas Teater Koma siap membuatmu terbius dengan 22 dialog yang dinyanyikan, kostum spektakuler, dan artistik yang keren abis.
(tia/dar)