Museum Wasaka Banjarmasin tak sekadar menyimpan senjata dan artefak bersejarah. Museum ini juga menyimpan jejak perjuangan rakyat Kalimantan Selatan dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Museum Wasaka, simak sejarah, daya tarik, fasilitas, koleksi, lokasi, rute, jam buka, hingga harga tiket masuknya dalam artikel ini.
Sejarah Museum Wasaka
Nama Wasaka merupakan akronim dari Waja Sampai Kaputing. Dikutip dari situs Pemprov Kalimantan Selatan (Kalsel), frasa ini berarti 'berjuang dengan tekad baja hingga akhir'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waja Sampai Kaputing sudah menjadi motto perjuangan rakyat Kalimantan Selatan sejak zaman dahulu dan masih digunakan hingga sekarang. Ungkapan ini mencerminkan keteguhan, konsistensi, dan semangat pantang menyerah dalam membela tanah air.
Dirangkum dari Jambura History and Culture Journal Vol 6 No 1 Januari 2024 dan situs Pemkot Banjarmasin, Museum Wasaka diresmikan pada 10 November 1991 oleh Gubernur Kalsel saat itu, HM Said, bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Bangunan Rumah Banjar tipe Bubungan Tinggi ini menjadi ciri khas dari Museum Wasaka. Pembangunannya dilakukan sekitar tahun 1810 oleh Datu Jalal, saudagar berlian dan petani karet.
Dari milik pribadi, rumah ini dibeli pemerintah pada 1988 untuk dilestarikan. Awalnya, bangunan ini akan digunakan untuk museum apung yang terinspirasi Lanting Kottamara.
Namun kini bangunan dimanfaatkan sebagai museum untuk pusat pelestarian nilai sejarah perjuangan rakyat Kalsel, khususnya masa Revolusi Fisik 1945-1949, sekaligus ruang edukasi budaya.
Daya Tarik Museum Wasaka
Berikut sejumlah daya tarik dari Museum Wasaka, termasuk koleksi dan fasilitasnya:
1. Arsitektur Khas Banjar
Bangunan Museum Wasaka memiliki gaya arsitektur asli Banjar, yaitu Rumah Bubungan Tinggi. Uniknya, rumah ini sudah berusia lebih dari dua abad dan masih mempertahankan keasliannya.
2. Berada di Tepi Sungai Martapura
Museum ini berada di tepi Sungai Martapura, bersebelahan dengan Jembatan 17 Mei. Sungai ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan dari luar Kalimantan. Selain lewat jalur darat, wisatawan bisa datang sambil susur sungai.
![]() |
3. Koleksi Artefak
Ada sejumlah koleksi berupa artefak atau benda-benda bersejarah di museum ini, antara lain sebagai berikut:
- Senjata tradisional, seperti mandau, tombak, keris.
- Senjata api, seperti pistol VOC dan senapan angin kayu.
- Pakaian barajah yang berisi rajah/mantra pelindung.
- Foto tokoh dan dokumen, termasuk teks proklamasi dari warga Kalsel sebagai tanda bergabung dengan NKRI.
- Peralatan gerilya, seperti alat masak, radio, mesin ketik.
- Artefak budaya lainnya, seperti perhiasan, busana adat Banjar, alat musik.
4. Diorama
Selain benda-benda bersejarah, ada juga diorama yang menggambarkan suasana orang berperang merebut kemerdekaan. Dilengkapi pula narasi perjuangan heroik rakyat Kalsel melawan Belanda, Jepang, hingga mempertahankan kemerdekaan.
Ada juga replika bengkel senjata lengkap dengan patung para pembuat senjata.
Pengunjung juga bisa menyaksikan program edukasi digital lewat film sejarah, storyline koleksi, dan fasilitas interaktif.
5. Fasilitas
Beberapa fasilitas Museum Wasaka antara lain sebagai berikut, berdasarkan keterangan Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kalsel:
- Ruang pamer tetap yang berisi sekitar 400 koleksi asli dan replika.
- Ruang audio visual untuk memutar film tentang sejarah bangunan dan revolusi fisik.
- Photobooth tematik bernuansa penempaan senjata.
- Area parkir dan dermaga untuk akses kelotok.
![]() |
Harga Tiket dan Jam Buka
Harga tiket masuk Museum Wasaka adalah Rp 0 alias gratis. Pengunjung hanya membayar biaya parkir. Adapun jam operasionalnya adalah sebagai berikut:
- Selasa-Kamis: 09.00-12.00 Wita
- Jumat: 09.00-11.00 Wita
- Sabtu-Minggu: 09.00-12.30 Wita
- Senin dan libur nasional: tutup
Lokasi dan Rute
Lokasi Museum Wasaka berada di Gang H Andir, Kampung Kenanga Ulu RT 14, Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Rute melalui darat dari pusat Banjarmasin via Jl. Sultan Adam bisa ditempuh sekitar 15 menit. Jika melalui sungai, jarak tempuhnya sekitar 10 km dengan naik kelotok dari Pasar Terapung Lok Baintan
(bai/aau)