Mengenal makanan tradisional dari Indonesia memang tiada habisnya. Setiap daerah memiliki jajanan khasnya masing-masing.
Kue tradisional di tiap daerah mungkin mirip-mirip, bahan pembuatannya sederhana. Namun setiap jajanan pasti punya ciri khas dari cara pengolahannya yang beragam, melalui proses yang panjang.
Contohnya jika di Jawa terdapat jajanan bernama jadah dan arem-arem, serupa dengan di Betawi ada uli, sementara di daerah dengan akulturasi budaya Cina menyebutnya dengan bacang. Ketiga makanan itu sebetulnya mirip-mirip tapi penyajiannya berbeda.
Sementara di Kalimantan Barat ada pengkang, mirip seperti ketiga makanan tadi karena terbuat dari beras ketan. Orang Melayu lebih mengenalnya dengan lempar atau pulut bakar, sebab diolah dengan cara dipanggang atau bakar.
Mengenal Kue Pengkang
Pengkang merupakan makanan yang dibuat dari beras ketan berisi olahan ebi, kemudian dibentuk menyerupai segitiga dan dibungkus menggunakan daun pisang. Setelah itu, pengkang dibakar dengan cara dijepit menggunakan bambu.
Dalam penyajiannya, pengkang disusun rapi dan dijepit menggunakan bilah bambu sebelum dipanggang di atas bara api. Proses ini membuat bagian luar sedikit kering, sementara bagian dalam tetap lembut dan pulen.
Teksturnya kenyal dengan cita rasa gurih, berpadu sempurna dengan aroma khas daun pisang yang terbakar. Makanan khas Pontianak ini dulunya sering dijadikan bekal oleh masyarakat saat pergi bekerja ke ladang.
Dirangkum dari buku Perempuan Saudagar Pengkang; Dari Sabuk Kathulistiwa oleh M Alie Humaedi, buku Ragam Kudapan Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan oleh Murdijati-Gardjito dkk, dan laman Kemenpar, penyebutan pengkang berasal dari kebiasaan orang China yang menyebut kue ketan bakar.
Ketan panggang atau peng-kang kemudian jadi terkenal. Ditelisik dari terjemahannya, pengkang terdiri dari dua kosakata yang digabung, yaitu 'peng' berarti panggang atau bakar, dan 'kang' berarti kue (ketan).
Tampilannya mirip lemper berbentuk kerucut. Rasa gurih beras ketan dengan paduan ebi membuat pengkang jadi favorit. Tempat kulineran pengkang yang terkenal ada di Pondok Pengkang, Jalan Raya Peniti.
Di Mempawah, jajanan pasar ini juga dikenal dengan nama Pengkang Peniti. Sebab pengkang dapat dijumpai di seluruh kawasan di Kalimantan Barat, tetapi yang paling terkenal ialah Desa Peniti, yaitu terdapat rumah makan spesialis pengkang dengan nama Pondok Pengkang yang telah berdiri sejak 1934.
Dalam arsip wawancara detikFood dengan pemilik Pondok Pengkang Peniti, dalam sehari mereka dapat menjual hingga 2.000 jepit pengkang. Hampir semua pelancong yang datang ke Kalimantan Barat konon akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke daerah Peniti atau Pontianak untuk makan pengkang tersebut.
Pengkang menjadi makanan yang mengenyangkan. Konon dahulu, pengkang sering dijadikan sebagai bekal bagi masyarakat yang pergi ke hutan, berladang, atau berkebun.
Hidangan ini biasanya disajikan bersama sambal kepah dan sate sebagai pelengkap. Pengkang juga kerap disantap bersama sate kerang yang tidak kalah enaknya.
Jenis kerangnya sama dengan kerang muara yang digunakan pada sambal kepah, hanya saja untuk satenya kerang akan ditusuk dan dilengkapi dengan bumbu kacang. Berasal dari wilayah pesisir, pengkang memanfaatkan bahan-bahan laut seperti ebi dan kepah sebagai ciri khasnya.
(aau/aau)