Durian dikenal sebagai raja buah dengan rasa serta aroma yang khas. Buah ini sebenarnya berasal dari Asia Tenggara dan tumbuh tersebar di berbagai jenis lahan, mulai dari wilayah Semenanjung Malaysia, Kalimantan, hingga Sumatera.
Durian tengah hangat jadi pembicaraan sebab buah ini dianggap telah melekat sebagai bagian dari identitas nasional Malaysia. Belum lama ini, Asosiasi Produsen Durian (DMA) Malaysia mengajukan permintaan kepada pemerintah untuk menetapkan durian sebagai buah nasional.
Sebagai lembaga yang menjadi penghubung antara pemerintah dan para produsen durian, DMA secara resmi telah meminta Kementerian Pertanian dan Ketahanan Pangan agar memberikan pengakuan yang layak bagi durian sebagai buah nasional. DMA juga mengusulkan penetapan tanggal 7 Juli sebagai Hari Durian Nasional, sekaligus tanggal puncak musim durian pada umumnya.
Usulan belum ditetapkan secara resmi, namun menuai beragam pendapat. Salah satunya pada pemerintahan Indonesia ada Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas). Ia menegaskan Indonesia memiliki dasar yang jauh lebih kuat untuk mengklaim durian sebagai buah nasional.
"Indonesia memproduksi hampir 2 juta ton durian pada 2024 menurut BPS. Angka ini jauh di atas Malaysia. Dengan fakta ini, saya kira Durian adalah Buah Nasional Indonesia," ujar Zulhas dalam keterangan tertulis.
Data BPS 2024 menunjukkan produksi durian Indonesia mencapai 1,96 juta ton, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Produksi terbesar berasal dari sentra-sentra durian di Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Namun jika ditelisik, sebetulnya dari mana asal-usul buah durian?
Mengenal Asal-usul Buah Durian
Disadur detikFood dari Jurnal Hortikultura oleh Kementerian Pertanian, nama 'durian' diperkirakan berasal dari bahasa Melayu yaitu 'duri' yang ditambah akhiran '-an'. Karena itu, maknanya diartikan sebagai buah yang berduri.
Dikutip detikEdu dari buku Durian: Pengetahuan Dasar untuk Pecinta Durian juga dijelaskan istilah duri diambil karena buah ini mempunyai ciri khas kulit yang dipenuhi duri tajam.
Durian dikenal di Barat sejak 620 tahun lalu. Referensi awal yang memperkenalkan durian ke Eropa berdasarkan catatan yang ada, adalah Niccolo Da Conti, saat dia melakukan perjalanan ke Asia Tenggara pada abad ke-15.
Catatan yang diterjemahkan dari bahasa Latin oleh Poggio Bracciolini mengatakan, dalam perjalalannya, Da Conti berjumpa dengan orang-orang Sumatera yang mempunyai buah hijau sebesar semangka. Buah ini yang disebut durian. Di dalamnya terdapat daging buah tebal dengan rasa dan aroma unik, menyerupai mentega, dan baunya menyengat tajam.
Pada buku Durian: Pengetahuan Dasar untuk Pecinta Durian karya Dr Mohammad Reza Tirtawinata dkk, diketahui julukan durian sebagai raja buah pertama kali disematkan Alfred Russel Wallace.
Pada 1856 Wallace menulis tentang durian dalam jurnal bertajuk 'On the Bamboo and Durian of Borneo'. Setelah tahun demi tahun berjalan, julukan tersebut masih melekat sampai sekarang, 'si raja buah dari hutan tropis'.
Juga bisa jadi, julukan itu diberikan karena buah ini memiliki rasa manis, legit, dan sedikit pahit yang bikin ketagihan. Negara-negara seperti Indonesia, Thailand, Malaysia, dan negara tetangga lainnya punya durian khas dari tanahnya sendiri.
Sementara, dalam buku Budi Daya Tanaman Durian pada Lahan Marginal Secara Polikultur oleh Prof Dr Ir M Zulman Harja Utama, berdasarkan sejarahnya tanaman durian tersebar di sekitar Asia Tenggara. Antara lain Kalimantan, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Papua, dan Thailand. Sebutan nama durian diperkirakan berasal dari rumpun bahasa Melayu, yakni dari suku kata duri dan memperoleh tambahan akhiran -an.
Durian dari Tanah Borneo
Di lain sisi, pada buku Tropical Forests and Their Crops oleh Nigel JH Smith, JT Williams, Donald L Plucknett, Jennifer P Talbot ditegaskan bahwa durian diduga berasal dari tanah Borneo.
"Kalimantan kemungkinan besar merupakan asal durian karena banyaknya spesies Durio yang tumbuh di sana," tulis Nigel dkk dalam bahasa Inggris.
Durian kemungkinan didomestikasi di Kalimantan dan dibawa lebih awal ke Semenanjung Malaya dan Thailand. Durian diketahui juga sempat lama dibudidayakan di beberapa wilayah Burma.
Buah tersebut kerap tersebar di sekitar permukiman, baik karena ditanam secara sengaja, hingga tidak sengaja saat biji yang dibuang tumbuh kecambah. Orang Melayu membawa durian dalam perjalanan dan membantu menyebarkan ragam spesies durian yang kini berhasil dibudidayakan.
Dari 27 buah yang masih satu famili dengan durian, 19 di antaranya ditemukan di Kalimantan. Ada 14 endemik durian di pulau tersebut.
Sementara itu ada 11 spesies Durio ditemukan di semenanjung Malaysia, lima spesies di antaranya endemik. Sumatra memiliki tujuh spesies Durio, tetapi disebut tidak ada satu pun durian yang unik di pulau tersebut.
Adapun buah dari famili durian yang dinikmati dan dikumpulkan di alam liar yakni buah lai (D. kutejensis), lahong (D. dulcis), dan durian manjit (D. grandiflorus) di Kalimantan; sementara kerantongan (D. oxleyanus) dan tabelak (D. graveolens) di Malaysia.
Disebutkan juga pada buku tersebut bahwa dulu di Kalimantan, ada suku Kantu' yang mengetahui tanda periode kemarau panjang akan berakhir, dengan melihat saat durian menggugurkan buahnya.
(aau/aau)