Di tengah lebatnya hutan Kalimantan, tersembunyi buah unik yang tak lagi mudah ditemukan. Bagian luarnya tampak seperti kelapa, tapi bagian dalamnya mirip seperti mangga.
Namanya bambangan, yang di berbagai daerah Kalimantan punya nama lain cukup beragam. Bambangan tergolong flora endemik Kalimantan, yang berarti hanya tumbuh secara alami di Pulau Borneo.
Meski terlihat mirip, tapi baik rasa, tekstur, maupun aromanya beda dengan buah lain yang sering kita jumpai. Penasaran mencobanya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengenal Buah Bambangan
![]() |
Wujud bambangan yang menggugah selera, beberapa kali sempat dipamerkan oleh Norlela, seorang konten kreator yang berasal dan tinggal di Kalimantan Utara. Ia kerap mengunggah keunikan dari kampungnya ke akun TikTok dan YouTube miliknya.
Dikutip dari laman Instagram Balai Taman Nasional Tanjung Puting, buah bambangan (Mangifera pajang) merupakan jenis mangga hutan endemik Kalimantan. Jenis mangga hutan ini tumbuh liar di Taman Nasional Tanjung Puting dan menjadi salah satu kekayaan jenis buah hutan yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Sementara itu dikutip dari buku Biodiversitas Nabati, Indigenous, dan Edible dari Bumi Uncak Kapuas Kalimantan Barat oleh Sulvi Purwayantie, buah ini juga dikenal dengan nama Asam Imbawang atau Asam Mawang. Ialah salah satu spesies dari keluarga Anacardiaceae.
Buah ini cukup mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah Kalimantan Barat, terutama di Desa Mentebah dan Desa Tamao, Kabupaten Kapuas Hulu. Tanaman ini biasanya tumbuh liar di kawasan hutan dan jarang dijumpai di pekarangan rumah penduduk. Di Kalimantan Timur, pohon ini umum dijumpai di sepanjang bantaran Sungai Mahakam.
Daging buah bambangan punya warna yang cantik, dagingnya mirip dengan mangga kweni yang berwarna kuning dan tebal. Seperti mangga, buah ini punya rasa yang kadang manis jika matang sempurna, kadang asam.
Nah jika buah bambangan rasanya asam, selayaknya mangga yang dijadikan rujak, bambangan kemudian dibuat pencokan. Mirip seperti rujak, yakni dicocol garam dan sambal.
Menariknya, cara mengupas buah ini cukup khas. Kulitnya harus dikupas dari pangkal tangkai ke bawah. Jika dilakukan sebaliknya, daging buah akan ikut terangkat bersama kulitnya.
Pertumbuhan dan Manfaat Bambangan
Sementara itu dikutip dari laman Desa Long Jalan, buah ini disebut juga sebagai buah pangin (dalam Bahasa Punan). Di berbagai daerah, buah ini dikenal pula dengan sebutan asam payang atau asam tungku. Tapi di Kalimantan Utara dan Malaysia, buah ini dikenal dengan sebutan bambangan.
Tanaman bambangan dulunya banyak ditemukan di hutan-hutan liar Kalimantan. Namun kini, berdasarkan status perlindungan konservasi IUCN Redlist, jenis mangga liar ini termasuk ke dalam kategori Vernurable (VU) atau kritis sehingga termasuk ke daftar buah langka di Indonesia. Buah ini merupakan tanaman asli Pulau Borneo.
Pohon-pohon bambangan umumnya ditanam dari bibit hutan tanpa perawatan intensif, tanpa pemupukan, pengairan, maupun pengendalian hama. Tanaman ini biasanya dikembangbiakkan melalui bijinya.
Pohon Mangifera pajang bisa mencapai tinggi lebih dari 30 meter, dengan daun yang panjang dan lebar. Pohon Bambangan biasanya akan berbuah bersamaan dengan buah yang ada di hutan seperti buah Keramuh, Durian Daun, Buah Meritam.
Buahnya berbentuk bulat, kulit buah matang berwarna cokelat, dan beratnya bisa mencapai sekitar 900 gram per buah. Ketebalan kulit mencapai 0,9 cm, sedangkan daging buah setebal 2,8 cm. Kulit buah cukup tebal dan mengandung getah yang dapat menimbulkan rasa gatal atau iritasi jika terkena kulit. Getah ini juga terdapat pada batang dan kulit pohon.
Diameter buah sekitar 12,4 cm, panjangnya 12,5 cm, dan lingkar buah mencapai 38,3 cm. Daging buah memiliki serat kasar dengan cita rasa perpaduan antara asam dan manis.
Tanaman ini tumbuh alami di hutan-hutan Dipterocarpaceae dataran rendah. Meski berasal dari Kalimantan, Mangifera pajang kini juga sudah banyak dibudidayakan di Malaysia.
Buah bambangan dipercaya mengandung berbagai nutrisi, dengan karbohidrat sebagai komponen utama yang paling tinggi. Kandungan sukrosa sebagai gula dominan dalam buah ini tercatat mencapai 23,9 gram per kilogram buah.
Kandungan vitamin C, beta karoten, dan antioksidannya tinggi, sehingga dipercaya mampu membantu mencegah kanker payudara dan menurunkan risiko penyakit jantung. Selain itu, seratnya yang melimpah menjadikannya baik untuk kesehatan sistem pencernaan.
Buah ini tak cuma dikonsumsi masyarakat Kalimantan, tapi juga digunakan dalam berbagai olahan masakan. Kandungan antioksidan dalam berbagai bagian buah Mangifera pajang menjadikannya berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan sehat.
Di Kalimantan Barat, buah ini sering dijadikan makanan meja atau diolah menjadi minuman khas Melayu bernama serawe. Buah ini pun dimanfaatkan oleh masyarakat Sabah, Malaysia sebagai bahan makanan, mulai dari disantap sebagai pencuci mulut (dessert), dijadikan jus, hingga manisan dari kulit buahnya (pickle).
(aau/aau)