Cara Menanam Cabai dari Biji ke Polybag agar Tumbuh Subur

Cara Menanam Cabai dari Biji ke Polybag agar Tumbuh Subur

Bayu Ardi Isnanto - detikKalimantan
Rabu, 19 Nov 2025 23:21 WIB
Chili hot peppers plant in the garden
Ilustrasi tanaman cabai. Foto: Getty Images/wlablack
Balikpapan -

Cabe atau cabai menjadi salah satu komoditas yang sering dikonsumsi. Maka tidak ada salahnya jika menanam cabai di rumah. Selain untuk mencukupi kebutuhan, hal ini juga bisa menjadi kepuasan tersendiri.

Detikers mungkin pernah menanam cabai dari biji namun tak bisa tumbuh dengan baik. Cara menanam cabai dari biji memang tidak bisa sembarangan, tetapi butuh beberapa proses yang harus dilewati.

Berikut ini adalah sejumlah tahapan menanam cabai dari biji menggunakan media polybag yang benar, mulai dari pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, hingga pascapanen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Menyiapkan Benih

Berdasarkan buku Budidaya Cabe di Perkotaan: Sebuah Panduan Teknis terbitan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta, langkah pertama sebelum menanam adalah menyiapkan benih yang baik. Benih yang baik diperoleh dari buah cabai yang sempurna.

Jika sebelumnya sudah memiliki tanaman cabai, pilih cabai dari tanaman induk yang sehat, kuat, dan bebas dari hama maupun penyakit. Petik cabai yang masak pohon, lalu simpan selama 3-4 hari.

Potonglah buah secara membujur, pilih biji di bagian tengah dan buang biji di bagian pangkal dan ujung. Biji lalu direndam dalam air bersih, buang biji yang mengambang karena kualitasnya jelek.

Keringkan biji dengan cara diangin-anginkan, jangan langsung terkena sinar matahari. Atau gunakan ruang pengering bersuhu sekitar 34Β°C selama 5-6 hari hingga kadar air mencapai 10%. Setelah kering, buang biji hampa, rusak, atau berwarna hitam dan coklat.

2. Menyemai hingga Menanam

Dikutip dari situs Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah, setelah bibit siap, maka dilakukan penyemaian.

Penyemaian

Wadah yang digunakan bisa berupa polybag kecil, kantong plastik, daun pisang, nampan plastik, atau gelas plastik bekas minuman yang diberi lubang. Media semai yang dianjurkan adalah campuran tanah, pupuk kandang atau kompos, serta sekam bakar dengan perbandingan 3:2:1.

Untuk mencegah serangan penyakit, media semai perlu disterilisasi terlebih dahulu, baik dengan cara dikukus maupun dijemur di bawah sinar matahari, kemudian didinginkan, dimasukkan ke wadah semai, dan disiram.

Ambil benih yang disiapkan, rendam dalam air hangat bersuhu 45-50Β°C selama satu jam untuk mempercepat perkecambahan. Alternatif lain adalah merendam benih dalam larutan fungisida Previcur N dengan dosis 1-2 cc per liter air selama satu jam, yang berfungsi mempercepat tumbuh sekaligus mencegah jamur.

Selama perendaman, buang benih jika masih ada yang mengapung atau cacat. Setelah itu benih ditiriskan, dikering-anginkan di atas kertas koran agar tidak lengket saat disemai.

Taruh benih satu per satu ke wadah berisi media semai, lalu ditutup dengan lapisan media halus menggunakan ayakan. Untuk menjaga kelembaban, persemaian ditutup dengan karung plastik, goni, atau daun pisang.

Penyiraman dilakukan dengan cara memercikkan air. Setelah 5-7 hari, benih mulai tumbuh dan penutup dibuka. Bibit berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 helai dapat dipindahkan ke pot atau polybag besar.

Penanaman

Media tanam untuk budidaya cabai dalam pot atau polybag besar adalah campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1. Jika tanah terlalu padat, dapat ditambahkan sekam bakar atau sekam lapuk dengan perbandingan tanah, pupuk kandang/kompos, dan sekam 3:2:1. Ukuran polybag besar yang dianjurkan adalah 40Γ—50 cm.

Pemindahan bibit dari polybag kecil ke polybag besar sebaiknya dilakukan pada sore hari agar bibit memiliki waktu beradaptasi pada malam hari. Bibit yang ditanam adalah yang berumur 20-30 hari atau berdaun 4-5 helai.

Sebelum dipindahkan, media bibit disiram hingga jenuh. Bibit kemudian dikeluarkan dengan hati-hati agar media tidak pecah, lalu ditanam ke pot/polybag besar. Penanaman yang tepat akan membantu bibit tumbuh kokoh dan sehat.

3. Pemeliharaan Tanaman

Selanjutnya harus dilakukan pemeliharaan secara disiplin. Kegiatan ini meliputi penyiraman, penyiangan, perempelan, pemasangan ajir, pemupukan, serta pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore bila tidak turun hujan. Penyiangan dilakukan dua minggu sekali dengan membuang rumput liar di sekitar pot/polybag.

Perempelan dan Pemasangan Ajir

Perempelan dilakukan dengan memangkas tunas samping serta sebagian daun hingga ketinggian 15-25 cm dari permukaan tanah. Tujuannya agar batang lebih kokoh, pertumbuhan bagian atas lebih sempurna, sirkulasi udara lancar, dan percikan air tidak menempel pada daun.

Ajir dipasang sedini mungkin menggunakan bambu, kayu, atau bahan lain yang kuat untuk menopang tanaman.

Pemupukan

Pemupukan kimia diberikan setelah tanaman berumur satu bulan, menggunakan NPK (16-16-16) dengan dosis 10 gram per liter air. Larutan pupuk disiramkan sebanyak kurang lebih 200 ml per pot/polybag setiap 10 hari.

Pupuk tambahan bisa berupa air cucian beras, air cucian daging/ikan, pupuk cair dari urine ternak yang sudah difermentasi, atau pupuk nabati seperti daun titonia.

Pengendalian

Pengendalian dilakukan untuk mencegah hama seperti ulat tanah, ulat grayak, ulat buah, kutu kebul, kutu daun, trips, dan tungau. Sedangkan penyakit yang umum adalah virus kuning, busuk buah antraknos, layu fusarium, layu bakteri, bercak daun, dan rebah kecambah.

Pencegahan dilakukan dengan memilih varietas tahan, benih sehat, sterilisasi media, penyiraman teratur, sanitasi lahan, serta pengamatan rutin pagi dan sore. Jika ditemukan hama, segera dikendalikan secara mekanik dengan mengambil dan memusnahkannya.

Selain itu, dapat digunakan pestisida nabati seperti minyak serai wangi (1-3 cc/liter air dengan sedikit detergen) atau ekstrak daun sirsak, mindi, bengkuang, bayam duri, bunga kembang pukul empat, dan tembakau.

4. Panen dan Pascapanen

Dalam buku Standar Operasional Prosedur Budidaya Cabai Rawit terbitan Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran Dan Biofarmaka Departemen Pertanian, dijelaskan panduan panen dan pascapanen sebagai berikut.

Panen

Panen dilakukan ketika buah cabai rawit mencapai tingkat kematangan sesuai yang diinginkan. Waktu panen yang baik adalah pagi atau sore hari agar buah tetap segar. Panen dilakukan dengan tangan atau gunting, hati-hati agar tidak merusak cabang tanaman.

Dengan teknik panen yang benar, mutu cabai tetap terjaga hingga sampai ke konsumen. Panen yang dilakukan secara teratur juga akan merangsang tanaman untuk terus berbuah.

Pascapanen

Buah yang dipanen harus segera disortasi, pisahkan antara yang rusak, busuk, atau tidak seragam. Cabai kemudian disimpan dalam wadah bersih dan kering. Penanganan pascapanen yang baik akan memperpanjang umur simpan, menjaga mutu, jika ingin dijual maka akan meningkatkan nilainya.

Halaman 2 dari 3
(bai/sun)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads