Mungkin banyak yang baru tahu soal burung kuau (Argusianus argus). Terlebih setelah burung tersebut terekam kamera trap di kawasan Hutan Lindung Sungai Lesan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Semakin dicari tahu, semakin banyak hal menarik dari burung yang mirip merak ini. Secara taksonomi, kuau dan merak masih termasuk satu keluarga besar Phasianidae, yang juga mencakup ayam hutan, pegar, dan kalkun. Tetapi, dikutip dari Handbook of the Birds of the World (Del Hoyo et al., 1994), mereka berada pada genus yang berbeda! Kuau tergolong Argusianus, sedangkan merak masuk ke Pavo.
Perbedaan itu memengaruhi bentuk tubuh dan perilakunya. Kuau memiliki tubuh ramping, kaki panjang, dan sayap yang lebar dengan pola bulu menyerupai 'mata' kecil berwarna keemasan. Sedangkan merak lebih besar dan berat, dengan ekor menjuntai panjang penuh warna mengilap yang terdiri dari ratusan bulu penutup ekor (train feathers).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunikan kuau dan merak terjadi saat musim kawin. Merak jantan biasanya memamerkan bulu ekor panjangnya dengan membentuk kipas besar dan bergetar cepat, sambil mengeluarkan suara keras untuk menarik perhatian betina.
Sementara itu, kuau jantan akan membentuk 'panggung' di lantai hutan, membersihkan area dari dedaunan, lalu menari perlahan dengan mengembangkan sayapnya membentuk setengah lingkaran. Setiap gerakan dilakukan untuk memamerkan pola bulu yang menyerupai ratusan mata kecil.
Kuau betina akan menilai ketepatan simetri pola dan kelancaran gerak si jantan. Jika tertarik, betina akan mendekat dan menerima ajakan kawin. Tidak ada suara, tidak ada duel antarjantan. Hanya tarian sunyi di tengah hutan.
Kuau jantan menari perlahan dengan mengembangkan sayapnya membentuk setengah lingkaran/ Foto: Istimewa |
Untuk mengetahui lebih banyak soal kuau, berikut ini sederet link ulasannya:
Baca juga: Ritual Kawin Kuau yang Rumit Sekaligus Indah |
(sun/des)

